Tuesday, October 04, 2011

Dahlan Iskan bercerita tentang Jakob Oetama





Dahlan Iskan ditengah-tengah kesibukannya yang sangat padat menyempatkan diri menulis. Ini salah satu hal yang kukagumi dari beliau, ketika kita fokus pada hasil maka alasan waktu dan kesibukan sebenarnya sebuah ungkapan ‘kompromi’ akibat ketidakmampuan kita untuk melaksanakan tanggung jawab. Dahlan Iskan, bisa dipastikan orang yang super sibuk mengurus PLN yang sarat dengan masalah tetapi ditengah-tengah kesibukan pada tanggal 3 Oktober 2011 lalu menyempatkan diri menulis tentang Pak Jacob Utama pendiri Kompas ketika memasuki usia 80 tahun. Sedikit tentang orang sibuk, aku pernah membaca sebuah tulisan yang mengatakan hal ini "kalau anda ingin pekerjaan anda beres, berikan sama orang yang sibu." Penjelasannya karena orang sibuk (yang pintar tentunya), fokus kepada hasil, biasanya mempunyai list pekerjaan sehingga mampu mengontrol kerjaannya serta membuat skala prioritas dalam bekerja. Judul tulisannya sendiri aku sudah lupa dan tulisan ini berdasarkan memori apa yang aku ingat ketika membaca Kaltim Pos kemarin disela-sela sarapanku. Ada beberapa hal dari Pak Jakob dengan kacamata Pak Dahlan yang ingin aku sarikan sebagai bahan pembelajaran

Delapan puluh tahun
Pak Jakob Oetama (JO), pendiri Kompas (bersama-sama Almarhum PK Ojong), pada tanggal 27 September 2011 (cmiiw) lalu memasuki usia 80 tahun. Praktisi Pers yang saat ini berusia diatas 80 tahun konon tinggal 3 orang. Tetapi yang seorang lebih tepat dikatakan pengusaha Pers, yang benar-benar wartawan adalah Jakob Oetama dan Ibu B.M. Diah (pendiri harian Merdeka). Kesamaan mereka bertiga adalah pekerja keras, energik dan bukan pemalas. Untuk Jakob Oetama, dia sendiri mundur dari Kompas pada usia 70 tahun dan. Selain hidup sehat, kunci usia panjang tentunya energik dan selalu bekerja.

Fokus
JO dipuji Pak Dahlan karena fokus kepada bisnis Kompas-Gramedia. Saat ini tidak saja industri pers dan percetakan tetapi merambah ke bisnis perhotelan yang tersebar di seluruh Indonesia. Mungkin Kompas Group satu-satunya kompetitor chain hotel luar negeri dengan brand Santika dan Amaris hotelnya. Kenapa fokus? Karena ditengah hiruk pikuk perpolitikan dan rayuan kepada insan pers untuk bergabung dengan salah satu partai politik, JO memilih untuk fokus membesarkan pers. Beliau menolak untuk berpolitik dan Kompas termasuk salah satu media yang berusaha ditengah-tengah tidak tergoda untuk condong ke salah satu partai. Tentu dibutuhkan hasrat dan gairah yang luar biasa untuk fokus kepada satu bidang selama puluhan tahun.


Santun dan disayangi Pegawai
Salah satu hal yang dipuji oleh pak Dahlan adalah JO berusaha membuat karyawannya sejahtera. Dalam hal remunerasi dan kesejahteraan pegawai, Kompas group termasuk salah satu yang terdepan. Ini salah satu hal yang membuat Kompas-Gramedia bertumbuh dan berkembang dengan baik. Ketika karyawan menjadi penjaga dan merasa menyatu dengan perusahaan, komando dari pimpinan pasti akan dilaksanakan dengan sepenuh hati. Santun ketika bertutur adalah salah satu cerita yang lain. Kalau Mochtar Lubis adalah wartawan yang meledak-ledak ketika mengkritik, JO cenderung halus dalam mengkritik. Ini salah satu kunci kenapa Kompas bertahan terbit dalam masa Orde Baru. Pada masa Orde Baru, pemerintah merasa lebih nyaman ketika Kompas dipimpin oleh JO, sehingga usulan kepada menteri untuk melakukan regenerasi ditubuh Kompas tidak diijinkan. Ini salah satu alasan, kenapa Pak JO menjabat sampai diusia 70 tahun. Bagi kalangan yang tidak setuju dengan tindakan represif dan korupsi ORBA, Kompas dianggap koran banci, karena cenderung mencari selamat dalam pemberitaannya. Saya pikir ini terkait karakter pendiri Kompas yang merasa memberi kritik tidak harus berteriak-teriak dan menggunakan sikap frontal, tetapi dengan bertutur halus dan mengambil sikap tegas tidak mau menjadi kaki tangan Orde baru sendiri merupakan hal yang harus kita hormati. Toh dengan mengandalkan rasio dan memikirkan ribuan karyawannya yang menggantung hidup ke Kompas, kritik tetap dapat dilakukan dan Kompas selamat sampai sekarang.

Panjang umur, kaya raya, disayang teman-teman dan sehat itu dambaan setiap orang normal dalam kehidupan ini. Ketika semuanya seimbang, apalagi yang dicari? Semoga kita bisa belajar hal ini dari Pak JO. Orang bisa menulis kiat-kita terkait hal-hal diatas, tetapi akan lebih tepat belajar langsung dari pelakunya, Jacob Oetama. Selamat ulang tahun Opa JP, terima kasih atas tulisannya Pak Dahlan Iskan!

No comments: