Monday, April 18, 2011

To DMK : My deepest condolences to you ...

“If the people we love are stolen from us, the way to have them live on is to never stop loving them. Buildings burn, people die, but real love is forever.”

The Crow (1994)




Tips Wisata ke Tibet



Ke Tibet
Perjalanan ke Tibet mungkin kedengaran ribet pada awalnya. Informasi kadang seperti bertentangan dari satu agen perjalanan ke agen lainnya dan bahkan agen mengatakan hal yang berbeda. Informasi yang saya tulis cukup valid dan digunakan sampai Januari 2011. Jika ada perubahan, saya akan mengupdate informasi ini.

Ijin Perjalanan
Semua orang asing yang datang ke Tibet, harus melalui agen perjalanan yang didapat sebelum tiba di Lhasa. Tidak seperti dulu dimana orang datang ke Lhasa tanpa harus melalui agen perjalanan dan dapat melanjutkan perjalanan ke Base Camp Everest, sekarang semua orang asing harus memiliki: izin TRAVEL PERMIT masuk Tibet, pemandu wisata , kendaraan pribadi dan sopir jika hendak ke luar Lhasa (jika Anda hanya tinggal di Lhasa, tidak perlu kendaraan Pribadi). Anda tidak diijinkan ke Tibet jika tidak melalui agent perjalanan (travel agent). Ketika ada yang mengatakan ke Tibet tidak perlu agent perjalanan, waspadalah hal tersebut tidak benar.

Anda harus menghubungi agen perjalanan sekurang-kurangnya 3 atau 4 minggu sebelum Anda tiba di Lhasa. Ini akan memberi Anda cukup waktu untuk menyusun rencana perjalanan Anda serta agen untuk mengurus izin perjalanan. Anda harus mencantumkan detail perjalanan ketika ke Tibet. Anda tidak boleh mengganti jadwal dan route perjalanan anda ketika di Tibet yang berbeda dengan Travel permit awal. Agen perjalanan dapat mengurusnya sebelum anda tiba di Tibet sehingga anda tidak perlu menunggu terlalu lama Cina. Untuk hal ini, semua travel agent besar di Indonesia sanggup mengurus ijin tersebut.

semua turis asing harus mendapatkan Tibet Travel Permit (TTP) yang dikeluarkan oleh Biro Pariwisata Tibet (Tibet Tourism Biro dikenal dengan TTB). Anda tidak bisa mendapatkannya di Kedubes atau Konsulat Cina di Indonesia. TTP bukanlah visa dan tidak dicap di paspor. TTP adalah dua lembar kertas yang berisi daftar nama lengkap Anda, kewarganegaraan, umur, nomor paspor dan jadwal perjalanan Anda saat di Tibet. Ada stempel TTB dihalaman depan dan keterangan serta lisensi agen perjalanan yang membawa anda. Perizin ini diurus oleh biro perjalanan Anda. Anda tidak akan pernah mendapatkan izin ini kalau mengurus tanpa melalui travel.

Ijin berikut yang dibutuhkan adalah Alien Travel Permit (ATP) yang dikeluarkan oleh Public Security Biro (unit kepolisian yang berhubungan dengan turis asing). Jika Anda berencana untuk melakukan perjalanan di luar area Lhasa-Shigatse anda akan membutuhkan ijin ini. Hubungi agen perjalanan anda untuk mengetahui daerah mana saja (diluar Lhasa) yang membutuhkan ATP.

Izin ketiga yang mungkin Anda butuhkan adalah sebuah Izin Militer (Military Permit). Jika anda berencana untuk bepergian ke Gunung Kailash, jalan darat ke Kashgar atau Nyingtri atau daerah Chamdo, Anda akan membutuhkan Ijin Militer. Izin ini diperlukan karena batas Daerah Otonomi Tibet beberapa diantaranya adalah daerah sensitif dan sedang diperdebatkan dengan India. Izin ini dikeluarkan di Lhasa oleh otoritas militer. Sekali lagi, biro perjalanan Anda akan tahu jika Anda perlu ijin ini atau tidak dan akan mengurus perijinan anda apabila dibutuhkan.

Izin lain yang kadang-kadang diperlukan di daerah yang sangat terbatas di Tibet adalah Ijin Luar Negeri (Foreign Affairs Permit). Seperti izin di atas, agen perjalanan Anda akan mengatur ini untuk Anda jika Anda membutuhkannya.

Mengurus Perijinan
Anda perlu untuk memindai (scan) dan meng-email paspor serta visa Cina ke biro perjalanan anda untuk mengurus perijinan sebelum Anda tiba di Cina (Anda juga dapat mengatur tur ke biro perjalanan ketika anda tiba di Cina, tetapi ini akan membuat Anda menunggu beberapa hari untuk mengurus perizinan, tentunya ini membuang waktu anda. Kebanyakan orang memilih untuk mengurus terlebih dahulu sebelum tiba di Cina agar tidak terlalu lama menunggu.

Izin Perjalanan ke Tibet biasanya memakan waktu 3 sampai 5 hari. Ijin tersebut kemudian dikirimkan ke alamat hotel anda atau melalui email sehingga Anda dapat mencetak dan menggunakannya. Jika anda berencana untuk mengambil penerbangan ke Lhasa, bersikeras bahwa dokumen aslinya dikirimkan kepada Anda sebagai Anda bisa memiliki masalah ketika mencoba untuk naik pesawat hanya dengan salinan izin tersebut. Orang-orang memegang visa wartawan biasanya tidak diizinkan untuk melakukan perjalanan ke Wilayah Otonomi Tibet.

Ketika menggunakan pesawat ke Lhasa, anda membutuhkan ijin yang asli (bukan hasil pindai).
Izin hampir selalu diperiksa saat menggunakan kereta api ke Lhasa dan selalu diperiksa saat naik pesawat ke Lhasa. Tanpa izin, Anda tidak akan diizinkan untuk penerbangan atau menggunakan kereta ke Lhasa. Sangat sulit masuk ke Tibet tanpa izin dan akan lebih sulit untuk menginap di hotel tanpa izin tersebut. Turis asing akan dimintai ijin dan pasport saat hendak menginap di hotel-hotel di Tibet..

Memasuki Tibet
Ada beberapa cara untuk memasuki Tibet. Cara yang paling umum sekarang adalah naik kereta api ke Lhasa. Saat ini ada jadwal kereta api setiap hari ke Lhasa dari Xining, Lanzhou, Chengdu, Beijing, Shanghai dan Guangzhou. Selain itu, kereta api melewati banyak kota-kota sepanjang jalan menuju ke Tibet. Tiket Kereta untuk wisata musim panas , ketika musim liburan biasanya susah diperoleh. Untuk tujuan aklimatisasi, Xining adalah pilihan terbaik untuk naik kereta dari posisi ketinggian 2300m di atas permukaan laut. Itu juga merupakan kota besar terdekat ke Lhasa.

Cara lain yang populer menuju Lhasa adalah menggunakan pesawat. Ada penerbangan setiap hari ke Lhasa dari Chengdu, Xi'an, Beijing, Shanghai, Guangzhou, Chongqing dan kota-kota besar lainnya. Chengdu menawarkan penerbangan setiap hari ke Lhasa setidaknya 6 sampai 10 penerbangan per hari. Dimungkinkan juga naik bus dari Golmud ke Lhasa, meskipun tidak banyak orang asingyang memilih opsi ini. Ageb Perjalanan di Golmud terkenal memiliki reputasi buruk karena sering menaikkan harga.Yang perlu diingat, naik bus sangat tidak nyaman.

Transportasi di Tibet
Saat di Tibet, ketika akan bepergian anda harus menggunakan kendaraan pribadi dan sopir yang akan diurus oleh agen perjalanan. Kecuali jika Anda hanya tinggal di area Lhasa. Anda dapat menggunakan taksi atau bus umum untuk bepergian sendiri jika anda tinggal di Lhasa. Jika Anda berencana bepergian ke luar Lhasa, Anda akan menggunakan Toyota Land Cruiser. Kondisi jalan di Tibet saat ini telah membaik selama 10 tahun terakhir, namun Land Cruiser masih merupakan kendaraan yang paling umum digunakan untuk tur. Jika Anda melakukan perjalanan dengan kelompok yang lebih besar, dimungkinkan melakukan perjalanan dengan bis atau minivan tergantung usia kendaraan dan kondisi jalanan.

Pemandu (Tour Guide)
Orang asing harus memiliki pemandu wisata saat di Tibet, termasuk Lhasa. Tidak ada pengecualian untuk ini. Sementara di Lhasa, pemandu akan menemani selama 3 sampai 5 jam setiap hari dan kemudian meninggalkan Anda untuk berjalan sendiri. Bila Anda bepergian ke luar Lhasa, pemandu Anda akan menemani Anda dalam kendaraan yang sama selama tur. Sayangnya, pemandu wisata di Lhasa terkenal malas dan jelek pelayanannya. Sering diperoleh pemandu yang hanya mengetahui sedikit wilayah yang akan dikunjungi serta lebih banyak tidur di kendaraan dan tidak cakap bahasa Inggris. Tidak semua pemandu seperti ini ... Ada banyakpemandu yang sangat baik di Lhasa. Tapi, karena Lhasa sekarang menjadi tujuan wisata utama (lebih dari 5 juta wisatawan domestik dan asing berkunjung ke Tibet pada 2010), sehingga banyak pencari kerja yang menjadi pemandu dengan kemampuan yang minim. Pastikan agen perjalanan anda memberi pemandu yang baik, apabila tidak minta kompensasi pengembalian uang anda.

Pesan Hotel

  • Kebanyakan warga Tibet memiliki relasi yang memiliki hotel di Lhasa ... mulai dari budget, hotel backpacker sampai ke hotel bintang 4 dan 5. Jika Anda tahu hotel tertentu, Anda ingin tinggal, mengatakan ke agen perjalanan dan mereka akan memesannya untuk Anda. Jika Anda tidak tahu hotel mana Anda inginkan, katakan jenis hotel yang Anda cari, misalnya kelas hotel, biaya per hari dan suasana yang diinginkan dan agen perjalanan akan mencarikannya untuk anda. Pada musim turis, segera pesan hotel jauh-jauh hari. Kebanyakan hotel di Tibet tidak memiliki website atau dipesan secara online. Di daerah-daerah di luar Lhasa, anda tidak perlu melakukan pemesanan hotel. Biasanya, kota-kota kecil ini hanya memiliki beberapa pilihan akomodasi yang umumnya memiliki kamar kosong pada saat anda tiba.


Makanan
Anda dapat meminta agen perjalanan untuk mengatur semua makanan Anda. Tetapi saran saya sebaiknya anda mencari makan sendiri. Dengan cara itu Anda dapat memilih makanan apa yang ingin Anda makan dan untuk memastikan bahwa Anda tidak membayar lebih mahal untuk makanan tersebut.

Biaya masuk tempat wisata
Anda akan perlu berkoordinasi dengan agen perjalanan Anda tentang besar biaya masuk ke kuil, biara dan taman apakah termasuk dalam pakt wisata Anda. Saran kami, tidak perlu memasukkan semua dalam paketwisata Anda. Dengan begitu, Anda dapat memutuskan mana tempat yang ingin Anda kunjungi dan mana yang tidak. Jika Anda memasukkannya dalam paket wisata dan anda tidak mengunjungi tempat tersebut anda tentu akan rugi.

Deposit dan Biaya Pembatalan
Kebanyakan agen perjalanan mengharuskan Anda membayar minimal deposit sebesar 10% sampai 50% di depan sebelum mengurus segala perijinan dan paket wisata. Pembayaran dapat dilakukan dengan kartu kredit, transfer bank atau Western Union. Pastikan dengan agen perjalanan apabila ada pembatalan oleh mereka, uang anda akan dikembalikan. Jangan lupa ditanyakan prosedur pengembalian jika Anda sakit selama perjalanan dan tur diakhiri lebih awal. Kebanyakan lembaga harus menawarkan setidaknya beberapa pengembalian untuk tur yang harus berakhir lebih awal karena sakit.

Travel Agency Yang Anda Pilih
Memilih agen perjalanan dengan reputasi yang baik itulah kuncinya Menjadi Turis yang baik adalah penting. Sebagian besar orang menggunakan agen perjalanan yang berbasis di Xining, Chengdu dan Beijing. Umumnya semakin jauh agen perjalanan anda dari Lhasa,semakin mahal biayanya. Xining dan Chengdu adalah yang lebih murah untuk mengatur kunjungan ke Tibet dibandingkan Beijing, Shanghai dan Guangzhou. Paket Wisata ke Tibet oleh agen di luar China akan menjadi jauh lebih mahal. Menggunakan agen perjalanan di Lhasa biasanya merupakan pilihan termurah. Saya sarankan menggunakan agen perjalanan yang dimiliki orang Tibet untuk memastikan bahwa uang Anda bermanfaat secara langsung ke orang-orang Tibet.

Monday, April 11, 2011

Tibet di Otak *

*) Ini judul buku cerita perjalanan dan kumpulan foto tentang Tibet karya para seniman : Yori Antar, Raudia Kepper, Enrico Soekarno, Jay Subyakto, Krish Suharnoko dan Ella Ubaidi

Sebelumnya mohon maaf kepada para pengarang buku diatas karena saya menggunakan judul buku mereka di blog ini. Ke depan saya mungkin akan banyak menulis tentang Tibet karena saya punya keinginan kuat ke sana dan yakin suatu saat saya akan mengunjungi negeri 'impian' bagi para pengembara.

Kapan tepatnya keinginan itu muncul saya kurang tahu, yang jelas sejak kecil saya menyukai cerita tentang perjalanan para pelancong dan pengelana. Mungkin dimulai dari kisah-kisah Tintin yang salah satunya berjudul Tintin di Tibet, kemudian membaca petualangan Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay menaklukan Himalaya membuat alam bawah sadar saya ingin melihat Himalaya. Menyaksikan Kundun, Seven Years in Tibet, Vertical Limit, majalan National Geographic dan Channel TV National Geographic membuat keinginan semakin kuat.

Mengutip pendapat seniman diatas, perjalan ke Nepal dan Tibet merupakan ziarah mencari jawaban atas begitu banyaknya pertanyaan yang sangat pribadi. Meski tidak setiap pertanyaan mendapat jawaban (malah menimbulkan pertanyaan baru), tetapi perjalanan ini mampu 'memperkaya jiwa' para seniman tersebut. Perjalanan ke Tibet (dan Nepal) buat mereka adalah perjalanan yang sangat lengkap, mulai dari pemandangan alam yang luar biasa, kekayaan arsitekturnya, budaya yang sangat beragam dan aura spiritual yang sangat universal.

Kekayaan fisik dapat diambil dari kita dan kita secara sadar berusaha mempertahankan itu agar tidak hilang dari kita, tetapi kekayaan jiwa tidak akan bisa diambil dari kita. Ketika membaginya kepada orang lain, tidak membuat kita bertambah miskin melainkan membuat jiwa semakin kaya.

Melalui buku Tibet di Otak, ijinkan saya 'membagikan kekayaan' yang telah diperoleh seniman diatas kepada kita sekalian berupa 10 hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan versi mereka.

Sepuluh hal yang harus dilakukan di Tibet :
  1. Terbang dengan Buddha Air agar dapat menyaksikan gunung tertinggi di dunia (Qomolongma) lebih dekat
  2. Mengendari Yak (sapi Tibet)
  3. Menyelam di Yamdrok-tso, satu dari empat danau suci di Tibet
  4. Menghisap atau mencicipi Hash (Ganja) Nepal
  5. Hemat 50 Yuan dengan menunjukkan gambar Istana Potala
  6. Kencing di Istana Potala
  7. Menginap di Resort Nagarkot Fort dan menyaksikan atap dunia dari jendela anda
  8. Mengendarai becak orang (Rickshaw), mereka mengemudi seperti Montoya
  9. Hehehe anda harus terima bahwa ini kurang dari sepuluh
Sepuluh hal yang tidak boleh dilakukan di Tibet :
  1. Mengambil gambar tentara Cina di perbatasan
  2. Berjalan berlawanan arah jarum jam mengelilingi Istana Jokhang
  3. Makan daging Yak, karena hampir punah
  4. Mengendarai MIG 15 buatan 195o di Plasa di depan Istana Potala dan mengambil gambarnya
  5. Menyangkal anda terkena sakit ketinggian (high mountain sickness)
  6. Komplen tentang hotel, taksi, makanan, dll
  7. Menonton MTV atau CNN di hotel, mendingan meditasi deh !
  8. Pakai kaos bergambar Dalai Lama 14 atau bertuliskan 'Free Tibet'
  9. Berbicara hal politik terkait invasi Cina ke Tibet
  10. Membeli Pashmina Shawl (karena mengakibatkan binatang tersebut semakin punah)
Hal diatas sedikit yang bisa dibagi tentang Tibet. Selanjutnya saya akan bercerita lebih banyak dikesempatan yang lain.


Wednesday, April 06, 2011

Memandang Indonesia dari Merauke (Oleh Arifin Panigoro)*

*(ditulis di salah satu Media Nasional)

Saat mendapat gelar adat Warku Gebze dan dianggap Namek (saudara laki-laki) bagi masyarakat adat suku Malind Marori di Kampung Wasur, Merauke, Papua Pertengahan Agustus lalu, saya “ditikam” sebuah kesadaran baru. Memandang Indonesia dari Merauke ternyata lebih nyata ketimbang dari Jakarta dan Kota Besar lain.

Hamparan tanah seluas 11 juta hektar di Papua Selatan, Kabupaten Merauke Asmat, Mappi Boven Digoel itu belum banyak tersentuh tangan pertanian, misalnya, mengingatkan penulis akan sempitnya sawah petani saat ini.

Luas sawah di Republik tinggal 12 juta hektar, jika tanah di Merauke itu disentuh tangan-tangan produktif, ketahanan pangan kita akan menggeliat dan sangat kuat. Lebih dari itu, hasil pertanian itu juga bisa diolah menjadi energi terbarukan (biofuel) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Pendeknya, dari kesunyian dan ”keperawanan” Merauke, saya bisa lebih memahami pemikiran Thomas L Friedman (2008) tentang realitas dunia kekinian yang panas, datar dan kumuh. Juga keinginan untuk sebuah revolusi hijau diseluruh dunia agar kelangsungan hidup bumi tetap terjaga. Untuk itu semua, kita butuh pangan, pendidikan dan energi.

Segitiga Pertahanan

Fenomena dunia yang datar sama seperti gejala yang lain, selalu merupakan pedang bermata dua. Di satu sisi, ia membuka peluang bagi siapa pun untuk maju dan berkembang tanpa adanya ganjalan diskriminatif. Disisi lain ia juga mengancam siapapun yang tak bisa bertahan dalam pertempuran tanpa batas wilayah itu. Dunia begitu sempit dan mereka yang tidak berkemampuan akan terjepit dan tertinggal.

Dilihat dari Merauke, terasa sekali Indonesia masih perlu kerja keras dan persiapan sistemik dalam menyongsong tekanan dunia yang semakin panas,datar dan kumuh tersebut. Perasaan bening seperti itu, selama ini sering terhalang tingginya gedung-gedung mewah, hotel-hotel berbintang dan fasilitas teknologi informasi canggih di Jakarta dan kota besar lainnya. Padahal dibalik itu, sejatinya kita masih lemah. Tiga pilar yang menjadi segitiga pertahanan, yaitu pangan, pendidikan dan energi masih kurang berdaya!

Dalam produksi pangan, misalnya saat ini kita masih jauh dari perkasa. Kecuali beras, hampir semua bahan pangan masih import. Sementara itu, sumber pangan alternatif sejauh ini belum dikembangkan.

Mengkuti logika dunia yang datar, kegagalan panen akan berubah menjadi hantu menakutkan apabila sekuen waktunya bersamaan dengan kelangkaan produksi pangan dunia. Bukan saja harga bahan dan produk pangan menjadi mahal,tetapi suhu politik domestik bisa berubah memanas seketika.

Energi dan Pendidikan

Sementara itu, dalam hal energi, kita dihadapkan pada kenyataan bahwa cadangan minyak yang kita miliki semakin menipis, jika tidak boleh disebut habis. Tekanan dunia yang datar, bukan saja memaksa pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk mengikuti harga minyak dunia, tetapi memaksa juga para pelaku bisnis energi berusaha untuk menemukan sumur baru dan sumber energi alternatif. Pergumulan untuk menemukan sumber-sumber energi itu dan mengembangkan energi yang terbarukan kini sedang berlangsung.

Sama seperti pilar pangan dan energi, pilar pendidikan juga masih lemah. Padahal, ia adalah titik keseimbangan dalam model segitiga pertahanan menghadapi dunia yang datar. Jika China sudah mempunyai lebih dari 30.000 doktor dalam bidang sains dan teknologi, Indonesia di duga baru sepersepuluhnya. Karena itu lompatan yang luar biasa perlu dilakukan untuk mengejar ketertinggalan di ranah pendidikan, khususnya menyangkut pengembangan nano teknologi, bioteknologi, teknologi informasi dan neurosains.

Integrasi keempat bidang tersebut dalam pilar pangan,pendidikan dan energi akan memperkokoh soliditas segitiga pertahanan dalam menghadapi dunia yang panas, datar dan kumuh. Tanpa penguatan tersebut, pertempuran yang kita lakukan di dunia yang datar adalah semu. Kita sudah kalah dari semula.

Mendatarkan Indonesia

Dari Merauke, terlihat jelas bahwa diantara lintasan dunia yang datar, keadaan Indonesia sendiri justru masih diwarnai lembah-lembah curam dan bukit-bukit berbatu. Ilustrasi itu merupakan sebuah analogi bahwa selain segitiga pertahanan (pangan, pendidikan dan energi) yang belum kuat, banyak praktik bisnis di negeri ini masih jauh dari efisiensi dan rasionalitas. Segmentasi pasar domestik masih begitu memprihatinkan.

Untuk ongkos angkut kontainer misalnya, jarak dari Jakarta ke Batam biayanya hampir dua kali lipat dibandingkan jarak Singapore ke California. Padahal, ukuran kontainer itu sama besar. Hal yang sama juga terjadi pada ongkos angkut dan harga buah-buahan. Harga buah impor bisa jadi lebih murah daripada buah lokal karena mahalnya ongkos angkut antarpulau dan pungutan lain yang harus dibayar. Adalah tugas kita bersama untuk mendatarkan Indonesia. Tanpa lalu lintas barang dan pelayanan yang bebas (free movement of goods and services) Serta kuatnya segitiga pertahanan (pangan, pendidikan,energi) di republik, dunia yang panas dan datar akan melibas kita.

Dari Merauke, ketika mendapat gelar adat Warku Gebze, saya meyakini bangkitnya optimisme Indonesia, dalam waktu sesingkat-singkatnya.

(Arifin Panigoro, Seorang pelaku usaha dan peminat masalah sosial Politik).