Monday, July 14, 2008

Pekan Olah Raga Nasional XVII Kalimantan Timur (6 Juli - 17 Juli 2008)


Stadion Utama Palaran Samarinda


Dalam sejarah Pekan Olah Raga Nasional (PON), PON ke XVII rasa-rasanya yang paling controversial dalam pelaksanaannya. Hal ini diawali dengan masuk penjaranya pencetus acara ini yaitu Gubernur Kalimantan Timur dan Bupati Kutai Kartanegara. Akibatnya semua pembangunan venue menjadi terhambat, dan dana menjadi seret. Sampai sebulan yang lalu pun banyak pihak yang pesimis acara ini dapat diselenggarakan mengingat banyaknya kendala yang terjadi.

PON XVII di Kalimantan Timur memang terlalu ambisius dari segi pelaksanaan. Bayangkan awalnya ada 7 kota yang direncanakan menjadi penyelenggara kegiatan akbar di tanah air ini : Tarakan, Berau, Sengata, Bontang, Samarinda, Tenggarong dan Banjarmasin. Dengan daerah dua setengah kali pulau Jawa dan sarana transportasi dan akomodasi yang minim, perlu usaha yang keras dari semua pihak agar kegiatan ini dapat terlaksana. Ini untuk pertama kali pertandingan PON diselenggarakan di 7 kota, dibandingkan pertandingan piala Eropa kemarin pun, rasa-rasanya lokasi pertandingan PON kali ini masih lebih jauh. Karena Kaltim lebih luas dari Austria.

Kantor kami kebagian tugas yang menurut aku cukup sulit, harus menggelar layanan data dan internet dengan jangka waktu 2 minggu ke semua kota itu. Beberapa operator diundang untuk mengikuti tender tersebut, tetapi tidak ada yang menyanggupinya. Telkom menyanggupi dengan syarat, awal Juni pemenang tender telah ditetapkan agar proses pembelian barang dapat dilakukan sehingga diharapkan diakhir Juni semua layanan telah tergerlar.

Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. Dengan tekanan yang tinggi yang menguras biaya dan emosi, akhirnya layanan pun dapat tergelar dan berjalan dengan baik. Meski ada kejadian-kejadian minor yang terjadi dalam pelaksanaan persiapan kegiatan itu, semua dapat tergelar dan berjalan dengan baik sampai pada acara pembukaan PON malam ini.

Ada kepuasan tersendiri, ketika layanan yang digelar dapat berjalan dengan baik. Apa yang menjadi perhatian kami pada akhirnya bukan apa yang tertulis dalam tender, melainkan hal-hal lain diluar itu yang sifatnya membantu. Tetapi hal ini menjadi tanggung jawab kami karena pihak yang memenangkan tender Sistem Informasi Management PON ini pada akhirnya menggunakan layanan milik Telkom disamping layanan terpisah yang sekarang menjadi layanan back up apabila terjadi gangguan dengan link utama.

PON kali ini menjadi berkesan, karena aku ikut ambil bagian dalam menyiapkan koneksi data dan internetnya. Meski kecil peran yang aku jalani, ada kebanggaan tersendiri mana kala semuanya berjalan dengan baik. Banyak yang aku pelajari dari kegiatan ini, dan banyak sahabat baru dari kegiatan ini. Semoga semuanya berjalan dengan baik, karena didepan masih banyak kegiatan yang lain yang harus diikuti….


Sunday, July 06, 2008

Banjir 4 Juli 2008

Sejak pagi hujan deras mengguyur Balikpapan. Ketika bangun sekitar jam 6 pagi, air masih menggenangi jalan setinggi mata kaki, tetapi dibelakang rumah saluran pembuangan air sudah tidak sanggup menyalurkan air ke parit didepan rumah, sehingga air tergenang. Aku sedikit cemas, kalau hujan terus mengguyur seharian, pasti air akan masuk kerumah dari halaman belakang.

Setelah meletakkan ember dipetirisan hujan, aku melanjutkan tidur dengan asumsi tidur ku tidak akan lama dan apabila hujan terus menerus masih ada waktu buatku untuk menyelamatkan barang-barang ku.

Sekitar pukul delapan aku terbangun lagi, sayup-sayup kudengar suara orang ramai didepan rumah. Dalam hati aku berpikir ini pasti banjir sehingga orang ribut dijalanan. Dugaanku ternyata benar, ketika aku mengintip melalui jendela, jalanan di depan rumah sudah tergenang air. Satpam dan beberapa warga berjalan didepan rumah dan mengingatkan warga agar waspada karena banjir tersebut. Seumur hidup, baru sekali ini aku menyaksikan banjir di kompleks perumahaan yang aku tempati! Air dimana-mana, dan kurang lebih 20 cm lagi, air akan masuk rumah. Masih tinggi memang, tetapi yang mengkhawatirkan ku adalah hujan masih saja turun, dan bisa saja banjir kiriman datang dari tempat lain karena komplek yang aku tempati merupakan daerah cekungan bekas rawa.

Sambil menunggu hujan reda, dan banjir surut karena hari ini aku harus ke Samarinda, aku memutuskan untuk mengambil beberapa gambar. Bukan maksud aku untuk mengabadikan penderitaan orang lain, melainkan untuk menjadikan kenang-kenangan, karena ini pengalaman pertama banjir di kompleks yang aku tempati.

Kurang lebih dua jam, sudah menimbulkan banjir setinggi paha orang dewasa. Aku tidak terbayang kalau hujan mengguyur seharian. Rasa-rasanya permukaan tanah yang ada di Balikpapan akan tertutup oleh air seluruhnya, karena bumi sudah tidak sanggup menahan air yang turun diakibatkan hilangnya pepohonan dan berkurangnya resapan air hujan. Sebenarnya ini tanda yang kesekian agar pemerintah dan warga lebih bijak dalam membangun, karena perubahan yang kita lakukan terhadap alam, akan mengakibatkan bencana buat manusia.

Pakar Lingkungan dan peraih nobel perdamaian dari Afrika mengatakan, kita bukan tidak boleh membangun rumah dari kayu dan menebang pohon. Cuma kita perlu sadar, ketika kita menebang pohon, artinya kita mengambil sumber mata buat anak cucu kita. Dan (aku tambahkan), kita membuat bencana buat kita sendiri. Mari kita jaga bumi kita ini…..