Monday, April 11, 2011

Tibet di Otak *

*) Ini judul buku cerita perjalanan dan kumpulan foto tentang Tibet karya para seniman : Yori Antar, Raudia Kepper, Enrico Soekarno, Jay Subyakto, Krish Suharnoko dan Ella Ubaidi

Sebelumnya mohon maaf kepada para pengarang buku diatas karena saya menggunakan judul buku mereka di blog ini. Ke depan saya mungkin akan banyak menulis tentang Tibet karena saya punya keinginan kuat ke sana dan yakin suatu saat saya akan mengunjungi negeri 'impian' bagi para pengembara.

Kapan tepatnya keinginan itu muncul saya kurang tahu, yang jelas sejak kecil saya menyukai cerita tentang perjalanan para pelancong dan pengelana. Mungkin dimulai dari kisah-kisah Tintin yang salah satunya berjudul Tintin di Tibet, kemudian membaca petualangan Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing Norgay menaklukan Himalaya membuat alam bawah sadar saya ingin melihat Himalaya. Menyaksikan Kundun, Seven Years in Tibet, Vertical Limit, majalan National Geographic dan Channel TV National Geographic membuat keinginan semakin kuat.

Mengutip pendapat seniman diatas, perjalan ke Nepal dan Tibet merupakan ziarah mencari jawaban atas begitu banyaknya pertanyaan yang sangat pribadi. Meski tidak setiap pertanyaan mendapat jawaban (malah menimbulkan pertanyaan baru), tetapi perjalanan ini mampu 'memperkaya jiwa' para seniman tersebut. Perjalanan ke Tibet (dan Nepal) buat mereka adalah perjalanan yang sangat lengkap, mulai dari pemandangan alam yang luar biasa, kekayaan arsitekturnya, budaya yang sangat beragam dan aura spiritual yang sangat universal.

Kekayaan fisik dapat diambil dari kita dan kita secara sadar berusaha mempertahankan itu agar tidak hilang dari kita, tetapi kekayaan jiwa tidak akan bisa diambil dari kita. Ketika membaginya kepada orang lain, tidak membuat kita bertambah miskin melainkan membuat jiwa semakin kaya.

Melalui buku Tibet di Otak, ijinkan saya 'membagikan kekayaan' yang telah diperoleh seniman diatas kepada kita sekalian berupa 10 hal yang harus dilakukan dan tidak dilakukan versi mereka.

Sepuluh hal yang harus dilakukan di Tibet :
  1. Terbang dengan Buddha Air agar dapat menyaksikan gunung tertinggi di dunia (Qomolongma) lebih dekat
  2. Mengendari Yak (sapi Tibet)
  3. Menyelam di Yamdrok-tso, satu dari empat danau suci di Tibet
  4. Menghisap atau mencicipi Hash (Ganja) Nepal
  5. Hemat 50 Yuan dengan menunjukkan gambar Istana Potala
  6. Kencing di Istana Potala
  7. Menginap di Resort Nagarkot Fort dan menyaksikan atap dunia dari jendela anda
  8. Mengendarai becak orang (Rickshaw), mereka mengemudi seperti Montoya
  9. Hehehe anda harus terima bahwa ini kurang dari sepuluh
Sepuluh hal yang tidak boleh dilakukan di Tibet :
  1. Mengambil gambar tentara Cina di perbatasan
  2. Berjalan berlawanan arah jarum jam mengelilingi Istana Jokhang
  3. Makan daging Yak, karena hampir punah
  4. Mengendarai MIG 15 buatan 195o di Plasa di depan Istana Potala dan mengambil gambarnya
  5. Menyangkal anda terkena sakit ketinggian (high mountain sickness)
  6. Komplen tentang hotel, taksi, makanan, dll
  7. Menonton MTV atau CNN di hotel, mendingan meditasi deh !
  8. Pakai kaos bergambar Dalai Lama 14 atau bertuliskan 'Free Tibet'
  9. Berbicara hal politik terkait invasi Cina ke Tibet
  10. Membeli Pashmina Shawl (karena mengakibatkan binatang tersebut semakin punah)
Hal diatas sedikit yang bisa dibagi tentang Tibet. Selanjutnya saya akan bercerita lebih banyak dikesempatan yang lain.


1 comment:

stenote said...

Blog yang menarik, mengingatkan saya akan Jalan Barkhor di Lhasa. "Barkhor" dalam bahasa Tibet berarti "Jalan Suci", karena telah menjadi jalur bagi para peziarah.
Saya mencoba menulis blog tentang hal ini, semoga anda juga suka di https://stenote-berkata.blogspot.com/2022/01/lhasa-di-jalan-barkhor.html