Sunday, November 24, 2013

Tiga Menguak Takdir*




*)antologi puisi ketiga penyair (Chairil Anwar, Asrul Sani dan Rivai Apin) yang mencoba menguak, memahami dan menghayati misteri kehidupan manusia dalam karyanya

------------------------------------------------

Aku beruntung sempat bertemu dengan ketiga fotografer hebat ini dan semuanya tanpa direncanakan. Secara tidak sengaja juga dengan bantuan Chandra berhasil mendapat buku Rony dan Andri yang ditandatangani oleh  mereka berdua, dan Makki sesaat sebelum dia berangkat ke bandara pada saat acara Pameran buku fotografi yang dilaksanakan kelas pagi Yogyakarta juga dengan tanda tangan dibukunya.

Tiga-tiganya menggunakan bahasa Inggris untuk judul buku - seperti umumnya karya fotografer Indonesia banyak menggunakan judul bahasa Inggris mungkin untuk memperluas pasar - aku malah jadi teringat buku kumpulan foto Kompas yang mengambil judul bagus dalam bahasa Indonesia “Mata Hati” atau buku Enrico,Yori,Jay dkk yang diberi judul Indonesia "Tibet di Otak". Masing-masing memberi judul karyanya: Encounters, Against All Odds dan Juvenile Revolve.

Encounters - Rony Zakaria
Untuk aku yang sekedar penghobi foto dengan gambar-gambar sederhana, karya Rony termasuk yang paling sulit aku pahami karena bagaikan potongan-potongan puisi yang menggambarkan karakternya atau pergumulannya, perlu waktu yang tenang untuk menikmati karyanya. Dibanding dua fotografer yang lain, dalam perjumpaan singkat, Rony termasuk yang paling pendiam dan lebih pemikir. Pada siang hari pun warna-warna yang ditampilkan dalam semua foto hitam putihnya seperti warna malam. Mengutip arti Encounters sendiri yang kurang lebih berarti “pertemuan yang tidak disengaja” membuat aku lebih memahami gambar demi gambar yang ditampilkan. Aku bahkan mendownload film Third Close Encounters untuk dapat lebih memahami pemilihan foto-foto yang ditampilkan dibukunya. Benar kata Oscar Motulah dalam pengantarnya, foto-fotonya seolah tampil menyeruak diantara imaji-imaji konvensional. Aku mungkin terbiasa dengan yang konvensional sehingga perlu waktu untuk memahaminya. Meski dari judul sedikit mengarahkan bahwa karya Rony menggambarkan perjumpaannya dengan sesuatu di saat yang tidak terduga, walau [mungkin] tidak untuk bertarung seperti gambar pembuka kera (1) dan penutup Anjing (32) untuk menjelaskan definisi yang lain dari Encounters itu sendiri. Aku suka pilihan foto untuk membuka dan menutup buku fotonya ini. Buat anda penikmat puisi, film, foto yang tidak biasa, filsafat dan pemikir ini adalah buku yang bagus.  Saya menikmatinya!

Against All Odds - Andri Tambunan
Aku tahu Andri secara tidak sengaja saat mencari-cari info di google terkait AIDS di Papua dan tiba-tiba namanya muncul dan mengarahkan ke websitenya. Kurang lebih setahun kemudian tepatnya 2012 aku bertemu dia dalam acara IPA di Jakarta (juga tidak sengaja karena aku tidak tahu dia salah satu instruktur). Salah satu gambar dahsyat yang aku ingat dari websitenya adalah ketika peti mati korban AIDS diturunkan kedalam lubang kubur, dikelilingi kaki-kaki mereka yang mengantar. Ada kesedihan yang aku rasakan disitu. Keterikatan emosi sebagai orang Papua karena AIDS yang sudah sangat mewabah di Papua memakan banyak sekali korban penduduk asli. Adik aku pernah bekerja di yayasan kesehatan dan dia bercerita, orang yang terkena AIDS di Papua sudah sangat banyak. Banyak dari mereka bahkan orang terhormat (pejabat), tetapi menyembunyikan penyakitnya karena stigma negatif dari AIDS, memilih tidak berobat dan perlahan-lahan meninggal karena penyakit tersebut. AIDS buat Papua seperti Tsunami bisu yang menelan korban sangat cepat dan massive. Sebagian teman yang ingin merdeka malah menuduh hal ini sengaja dibiarkan untuk memusnahkan bangsa Melanesia di Papua. Benar kalau tidak ditangani dengan baik dan dicegah penyebarannya, lambat laun mereka akan habis perlahan-lahan. Andri membawa isu ini kembali ke permukaan dengan gambar-gambar yang jauh lebih bercerita dan menggambarkan kesedihan orang tercinta karena AIDS dan ada harapan melalui mama Yuli yang membawanya terbang ribuan kilometer dari USA ke Papua. Terima kasih Andri sudah mengingatkan yang lain bahwa kami di Papua membutuhkan bantuan untuk mengurangi penyebaran penyakit ini dan membuat mereka yang terkena AIDS bertahan hidup lebih lama.


Juvenile Revolve - Saffir Makki
Buku ini yang paling riang diantara yang lain, karena buku ini merupakan impian perjalanan Sang Musafir Citra (Makki menyebut dirinya)  sedari kecil, seperti kata pengantar yang ditulis Oscar Motullah dalam buku ini. Sejatinya perjalanan pastilah penuh keriangan. Aku menyukai warna-warnanya. Oh ya, menurut sang fotografer, ini merupakan kumpulan imaji nya selama melakukan perjalanan selama 12 hari ke Iran. Beberapa waktu yang lalu aku menonton film Asghar Farhadi yang berjudul A Separation , sebuah film yang bagus sekali tentang kehidupan sehari-hari di Iran dan pergolakan dalam rumah tangga. Film itu membuatku ingin berjalan-jalan ke Iran, karena Iran digambarkan tidak seperti yang dilukiskan media barat. Mereka moderat, terbuka terhadap dialog, ada keriangan dalam kehidupan sehari dan penuh warna. Sesudah berwisata imaji ke Iran lewat karya Makki, keinginan untuk ke sana semakin kuat. Aku menyukai National Geographic dan berlangganan majalah edisi Indonesianya dari pertama kali terbit tahun 2005 sampai sekarang. Dan kalau aku lihat hasil foto yang ditampilkan oleh Makki dibukunya ini, aku merasa hasilnya sudah sama dengan karya-karya fotografer mereka. Komposisi foto dan dimensi warna benar-benar National Geographic. Sama seperti aku yang menyukai memotret anak kecil, aku suka pilihan foto-fotonya untuk menampilkan anak kecil yang tertawa dan bermain dalam bukunya ini. Semoga satu waktu nanti Makki bisa bergabung dengan NG :))

------------------------------------------------

Jalan masih panjang buat ketiganya karena mereka masih muda, setidaknya lebih muda dari aku. Aku tidak akan heran jika suatu waktu nanti salah satu dari mereka atau bahkan ketiga-tiganya ada dalam daftar penerima penghargaan World Press Photo, karena mereka memang hebat !!

Thursday, November 14, 2013

Love Is a Four Letter Word

Sejak pertama kali mendengar lagu ini secara tidak sengaja di radio dan langsung timbul rasa suka, karena kesederhanaan musiknya (accoustic), keindahan suara dan tentu liriknya. Kebetulan aku tidak menonton MTV dan hanya mendengar radio saat nyetir, berbulan bulan kemudian setelah mendengar lagu ini berkali-kali (juga tidak secara sengaja) akhirnya tahu bahwa penyanyi nya adalah Jason Mraz dan Judulnya I won't give up... Lagu ini juga yang membuat aku kembali mencoba bermain gitar setelah berbulan2 tidak pernah memegang gitar sama sekali :D


Menurut wikipedia : 

"I Won't Give Up" is a song by American singer-songwriter Jason Mraz. It was released as the first official single from his fourth studio album, Love Is a Four Letter Word on January 3, 2012 via iTunes.[1] It was written by Mraz and Michael Natter, and produced by Joe Chiccarelli.

Dan berikut liriknya :

"I Won't Give Up"

When I look into your eyes
It's like watching the night sky
Or a beautiful sunrise
Well, there's so much they hold
And just like them old stars
I see that you've come so far
To be right where you are
How old is your soul?

Well, I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

And when you're needing your space
To do some navigating
I'll be here patiently waiting
To see what you find

'Cause even the stars they burn
Some even fall to the earth
We've got a lot to learn
God knows we're worth it
No, I won't give up

I don't wanna be someone who walks away so easily
I'm here to stay and make the difference that I can make
Our differences they do a lot to teach us how to use
The tools and gifts we got, yeah, we got a lot at stake
And in the end, you're still my friend at least we did intend
For us to work we didn't break, we didn't burn
We had to learn how to bend without the world caving in
I had to learn what I've got, and what I'm not, and who I am

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up, still looking up.

Well, I won't give up on us (no I'm not giving up)
God knows I'm tough enough (I am tough, I am loved)
We've got a lot to learn (we're alive, we are loved)
God knows we're worth it (and we're worth it)

I won't give up on us
Even if the skies get rough
I'm giving you all my love
I'm still looking up

Thursday, May 16, 2013

Kidung Rumeksa In Wengi


Karena membaca sebuah media online aku jadi tertarik untuk mendengar lagu ini. Versi media itu, ini salah satu lagu yang membuat merinding Karya Sunan Kalijogo. Sejujurnya lagi ini indah !!


Kidung Rumeksa Ing Wengi
----------------------------
Ana kidung rumekso ing wengi
Teguh hayu luputa ing lara 
luputa bilahi kabeh
jim setan datan purun
paneluhan tan ana wani
niwah panggawe ala
gunaning wong luput
geni atemahan tirta
maling adoh tan ana ngarah ing mami
guna duduk pan sirno
Sakehing lara pan samya bali
Sakeh ngama pan sami mirunda
Welas asih pandulune
Sakehing braja luput
Kadi kapuk tibaning wesi
Sakehing wisa tawa
Sato galak tutut
Kayu aeng lemah sangar
Songing landhak guwaning 
Wong lemah miring
Myang pakiponing merak
Pagupakaning warak sakalir
Nadyan arca myang segara asat 
Temahan rahayu kabeh
Apan sarira ayu
Ingideran kang widadari
Rineksa malaekat
Lan sagung pra rasul
Pinayungan ing Hyang Suksma
Ati Adam utekku baginda Esis
Pangucapku ya Musa
Napasku nabi Ngisa linuwih
Nabi Yakup pamiryarsaningwang
Dawud suwaraku mangke
Nabi brahim nyawaku
Nabi Sleman kasekten mami
Nabi Yusuf rupeng wang
Edris ing rambutku
Baginda Ngali kuliting wang
Abubakar getih daging Ngumar singgih
Balung baginda ngusman
Sumsumingsun Patimah linuwih
Siti aminah bayuning angga
Ayup ing ususku mangke
Nabi Nuh ing jejantung
Nabi Yunus ing otot mami
Netraku ya Muhamad
Pamuluku Rasul
Pinayungan Adam Kawa
Sampun pepak sakathahe para nabi
Dadya sarira tunggal


Terjemahan dalam bahasa indonesia:

Ada kidung rumekso ing wengi. Yang menjadikan kuat selamat terbebas 
dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setanpun 
tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat. 
guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuripun menjauh dariku. 

Segala bahaya akan lenyap.
Semua penyakit pulang ketempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. 
Semua senjata tidak mengena. Bagaikan kapuk jatuh dibesi. Segenap racun menjadi tawar. 
Binatang buas menjadi jinak.
Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak.

Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mengering. Pada akhirnya semua slamat. Sebab badannya selamat dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul dalam lindungan Tuhan. 

Hatiku Adam dan otakku nabi Sis. Ucapanku adalah nabi Musa.
Nafasku nabi Isa yang teramat mulia. Nabi Yakup pendenganranku. Nabi Daud menjadi suaraku. Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi sulaiman 
menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku. Nabi Idris menjadi 
rupaku. Ali sebagai kulitku. Abubakar darahku dan Umar dagingku. 
Sedangkan Usman sebagai tulangku.

Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia. Siti fatimah sebagai 
kekuatan badanku. Nanti nabi Ayub ada didalam ususku. Nabi Nuh 
didalam jantungku. Nabi Yunus didalam otakku. Mataku ialah Nabi 
Muhamad. Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa. Maka 
lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.