Friday, July 30, 2010

Hari kedua : Mengejar Senja di Ujung paling Barat Daratan Indonesia


Transportasi dari Banda Aceh ke Sabang menggunakan Ferry, yang teridiri dari 2 jenis kapal. Yang pertama adalah ferry biasa dan yang kedua adalah ferry cepat. Kapal Ferry biasa waktu tempuhnya sekitar 2 jam, sedangkan ferry cepat, waktu tempuhnya sekitar 45 menit. Tepat pukul 09,00 Wib aku diantar oleh petugas satuan pengamanan kantor bernama Yusran menuju pelabuhan ferry Uleelheue. Pelabuhan menurut cerita rekan-rekan yang tinggal di Aceh, telah bergeser dua ratus meter menuju daratan dari garis pantai sebelumnya. Pelabuhannya sendiri baru selesai dibangun dan terasa megah dan indah untuk ukuran pelabuhan penyeberangan. Jika aku bandingkan dengan bandara international Juwata Tarakan, pelabuhan fery Uleelhee jelas lebih megah. Mungkin dibandingkan sebagian besar airport propinsi di Indonesia, pelabuhan penyeberangan ferry Uleelhee jauh lebih bagus. Tepat jam 09.30 Kapal ferry cepat Pulorondo berangkat menuju pelabuhan Balohan Sabang. Dengan alasan kenyamanan dan karena malam sebelumnya aku tidak keluar biaya untuk penginapan, aku memilih membeli tiket VIP dengan harga Rp 85.000,-

Dalam perjalanan menuju Sabang, aku menyempatkan diri untuk melakukan perbaikan penilaian Sasaran Kerja Individu dari kantor yang kebetulan hari Jumat tanggal 27 Maret ini adalah hari terakhir. Karena disibukkan dengan urusan kantor, aku kurang memperhatikan rekan seperjalananku. Aku baru memperhatikannya ketika dia dalam pembicaraan ditelepon dengan rekannya menyebut-nyebut kota Merauke sementara kami sedang dalam perjalanan menuju kota Sabang!!

Namanya Pak Hendro, pria berusia 59 tahun tamatan planologi ITB ini adalah kontraktor yang mengerjakan project konstruksi dari Sabang sampai Merauke. Kebetulan saat ini sedang mengerjakan project di Sabang dan dalam beberapa waktu mendatang akan mengerjakan project pembuatan jalan di Merauke. Pembicaraan awal kami tidak lama karena kapal sudah keburu merapat di Balohan Sabang. Pak Hendro menanyakan apakah aku ada kendaraan, ketika aku menjawab tidak dia lalu menawarkan tumpangan dengan taxi langgannya. Kami singgah sebentar di salah satu kantor Dinas kota Sabang dimana pak Hendro memasukkan berkas tendernya kemudian menuju tepi pantai untuk makan siang. Menu makan siang hari ini, ikan teri basah goreng, ikan tongkol, tempe, sambal goreng, sayur santan serta es kopi hitam. Warung kecil yang murah serta masakan yang membangkitkan selera. Makan enak dan gratis, what a lovely day...

Setelah menyelesaikan makan siang dan bertukar nomor handphone, Pak Hendro mengantar aku menuju kantor Telkom Sabang di Jalan Tengku Hamzah. Aku sudah janji ketemu teman kantor, Pak Erwin dan Pak Mawi yang aku kenal dari buku database nomor telepon karyawan. Kami sudah melakukan kontak email sejak tahun 2007 yang lalu. Sehari sebelum berangkat aku sudah memberitahukan mereka berdua bahwa aku akan ke Sabang, dan mereka menyarankan setibanya di kota Sabang agar langsung menuju kantor.

Sambutan Pak Erwin dan Pak Mawi ramah. Mereka berdua menawarkan untuk ditemani karyawan lainnya mengantar aku menuju Gapang dan Iboih. Pak Erwin menyarankan agar menghabiskan waktu hari ini di kota Sabang kemudian keesokan harinya menginap di Gapang atau Iboih. Aku menyetujuinya, kemudian dengan ditemani salah satu staff Pak Erwin yang bernama Maman, kami menggunakan RX King melaju menuju spot-spot menarik di Kota Sabang dengan tujuan utama Benteng Jepang dan Sumur Tiga. Dalam perjalanan kami menuju Benteng Jepang, aku meminta Maman berhenti karena ada beberapa bangunan peninggalan Belanda yang masih bagus di daerah kota atas. Aku selalu tertarik mengabadikan bangunan peninggalan Belanda. Setelah mengambil beberapa gambar, kami kemudian melanjutkan perjalanan menuju Benteng Jepang dam Sumur Tiga.

Langit kembali biru sesudah satu jam sebelumnya kota Sabang di dera hujan deras. Pemandangan pantai di depan Benteng Jepang menentramkan hati. Langit yang tenang dengan langit yang biru sungguh perpaduan yang Indah ! Ketika kami sampai di daerah itu, dari atas langsung terlihat pemandangan air laut dengan tiga warna : kehijauan, biru muda dan biru gelap !! Hampir satu jam aku menikmati pantai dan mengambil gambar-gambar, kemudian kami menuju Pasir Tiga. Setelah memotret pasir putih dan batu-batu karang di Sumur Tiga kami pun kembali menuju kota Sabang. Diperjalanan aku memutuskan untuk menginap di Gapang/Iboih karena waktuku Cuma dua hari di Pulau Sabang dan menawarkan Maman untuk menemaniku bermalam disana dan Maman pun setuju!

Bagian paling Barat kota Sabang memiliki tiga tempat wisata yang wajib dikunjungi karena searah. Yang pertama kali ketemu adalah daerah Gapang, pantai dan lokasi Diving kemudian pantai Iboih, sama dengan Gapang, merupakan tempat Diving dan snorkeling dan yang paling Barat adalah Kilometer Nol. Titik yang dianggap awal pengukuran kilometer negara Republik Indonesia. Dengan dua ransel besar kami pun memacu RX King menuju daerah yang paling jauh, untuk mengejar sepotong senja di daratan paling barat Indonesia.

Sampai di Tugu Km O, masih jam 17.00 lewat. Matahari masih terik, kami lalu mengambil beberapa foto di dalam Tugu Km. Ketika matahari semakin rendah, sekitar setengah tujuh kami pun duduk diatas batu yang terletak diluar pagar jalan raya disisi jurang yang menghadap pantai lepas Samudera Hindia. Ketika Matahari benar-benar tenggelam sekitar jam tujuh kurang seperempat, keheningan dan lukisan cahaya dilangit membuat hati terasa damai. Ada perasaan meluap di dada. Berada di daerah paling barat di Indonesia, dibibir jurang yang menghadap ke laut lepas dimana langit dan awan berwarna merah. Sungguh aku merasa beruntung karena alam bermurah hati menunjukkan keindahannya pada hari ini, padahal beberapa saat sebelumnya langit ditutupi awan dan hujan turun cukup deras. Senja dititik paling barat Republik ini adalah salah satu senja terbaik yang pernah aku ingat!

Tidak heran Anatoli dari Jerman yang mantan karyawan National Geographic dan Luca lelaki Italy yang menikahi wanita Aceh selalu datang ke Tugu Km 0 untuk menikmati sepotong senja yang indah ini. Kami berempat sama-sama menikmati masuknya mentari ke Peraduan sambil bertukar cerita tentang travelling dan lokasi dive di Indonesia. Tepat pukul 19.20 kami meninggalkan Tugu Km 0, di Barat langit masih merah meski sudah gelap, tapi kami harus segera menuju Gapang karena kami belum memutuskan akan menginap dimana!!

Maman menawarkan menginap di Gapang dengan alasan lebih ramai, aku menawarkan untuk melihat pantai Iboih terlebih dahulu sebelum ke Gapang. Setelah menyantap mie Aceh yang rasanya biasa-biasa saja di warung di tepi pantai Iboih, kemudian kami memutuskan untuk melihat kamar-kamar cottage yang ada di Iboih. Penginapan agak unik karena untuk menuju penginapan tersebut kami harus berjalan kurang lebih 1 Kilometer karena motor tidak diperkenankan masuk ke lokasi tersebut. Jalan yang ada hanya jalan setapak yang telah di paving, tanpa lampu dan kami hanya mengandalkan cahaya handphone agar tidak terjerembab karena tangga turun, tangga naik atau tersandung akar pohon. Setelah menanya kebeberapa penduduk, untuk mendapat penginapan yang cukup representatif, kami dianjurkan menuju Penginapan Iboih Inn, cottage paling bagus di pantai Iboih. Setelah sampai di Iboih Inn, aku meminta untuk melihat kamarnya. Hanya Fan dan dua buah ranjang dengan waktu check in sudah menunjukkan pukul 9 malam kami dikenai biaya 250 ribu rupiah. Setelah tawar menawar yang cukup alot, akhirnya Saragih(kenapa pulak ada orang Batak di daerah terpencil ini hehehe) si recepsionist merangkap Koki menyetujui harga penginapan satu malam Rp 175.000 dengan catatan tanpa Sarapan pagi. Kami berdua sepakat, Aku dan Maman menuju kekamar No 7. Didepan teras kamar, aku memandang ke langit, diatas bintang terasa dekat karena tidak ada polusi cahaya, debur ombak, suara jangkrik dan petikan gitar Blues Clapton dalam album Me and Mr Johnson, rasa-rasanya aku tidak ingin malam ini cepat berlalu.

Hari kedua pun dilalui dengan luar biasa....

Iboih, 28 Mar -09, 00.12 Wib

Lokasi Yang Dikunjungi :
Pelabuhan Uleelheue
Pelabuhan Balohan
Kota Atas Sabang
Benteng Jepang Sabang
Sumur Tiga Sabang
Tugu Km 0 Sabang
Pantai Iboih Sabang
Penginapan Iboih Inn

Foto :
Pantai Sumur Tiga Banda Aceh
Senja di Km 0

No comments: