Sunday, June 17, 2012

Corporate University (bagian-1)

Bagan Corporate University

Akhir-akhir ini di kantor semakin santer digaungkan istilah Corporate University. Menariknya salah satu rekanan bisnis kami malah menuliskan status Blackberry nya dengan menambah embel-embel perusahaan kami di belakang Corporate University (CU), sementara aku sebagai pekerja di perusahaan tersebut malah terkesan abai, mungkin karena terlalu banyak istilah di perusahaan yang sepertinya tidak berimplikasi langsung ke pekerjaan ku sehingga aku kurang begitu memperhatikan jargon-jargon baru.

Sampai pada hari Jumat kemarin, aku kembali membaca istilah ini didengungkan oleh BOD kami, sehingga mau tidak mau aku menyempatkan diri untuk mencoba mengerti apa sebenarnya CU ini.  Ternyata ini istilah yang sudah cukup lama ada, yang menjadi populer ketika General Electric sebagai sebuah perusahaan (Corporate) sukses dalam mendidik (mencetak) SDMnya.
 _______________________________

Bagaimanakah kata universitas dan perusahaan itu bergabung sehingga membentuk pengertian CU? Tentu saja CU mempunyai pengertian tersendiri, berbeda dengan pengertian masing-masing kata itu.

Menurut Grenzer (2006:1), CU adalah “a function strategically aligned toward integrating the development of people within specific generation and must focus on personal development, carreer paths, training opportunities, learning events, human resource programs, and leadership at all level of the organization”.  Pengertian sederhananya, CU adalah seluruh hasil learning, training, & knowledge yang mendukung langsung kepada performansi unit bisnis agar performansinya berkembang dan terus berkembang di atas perkembangan rata-rata industri.  Jadi sistem pengajarannya dibuat dalam sebuah kurikulum berdasarkan best practise diperusahaan.


struktur CU



CU seperti disebutkan adalah tren yang berkembang di perusahaan. Pada tahun 1993, CU  ada di hanya 400 perusahaan. Pada tahun 2001, jumlah ini meningkat menjadi 2.000, termasuk Walt Disney, Boeing, dan Motorola.


Dalam kebanyakan kasus, universitas perusahaan tidak universitas dalam arti kata yang kaku. Jika perguruan tinggi tradisional adalah lembaga pendidikan yang memberikan gelar sarjana maupun pascasarjana dalam berbagai mata pelajaran, serta melakukan penelitian ilmiah asli. Sebaliknya, sebuah CU membatasi ruang lingkup untuk menyediakan pekerjaan yang spesifik, khusus perusahaan, pelatihan untuk personil manajerial dari perusahaan induk. 

Jika membicarakan CU yang mampu menghasilkan Chief Executive Officer (CEO) dan business leader yang mumpuni dibandingkan yang lainnya, tentu harus menyebut General Electric (GE) dengan GE Campusnya. Bagaimanakah langkah GE untuk mencapai hal tersebut? Penjelasan cukup lengkap disampaikan Susan Peters, Chief Learning Officer dan Vice President for Executive Development GE dalam wawancaranya dengan Knowledge@Wharton. 

Menurut Susan Peters, GE telah terlibat dalam training and development selama lebih dari 60 tahun dengan memanfaatkan fasilitas pembelajaran di Crontoville, New York. Learning adalah hal yang sangat mendasar dan akar dari budaya di GE. Susan menegaskan bahwa GE memiliki pendekatan yang dinamakan GE Global Learning yang terbagi ke dalam tiga area pengembangan, yaitu Leadership, Skills, dan Business. 

Untuk pengembangan tiga area tersebut, GE mengeluarkan biaya sebesar USD$1 miliar per tahunnya. Angka investasi yang cukup fantastis yang membuat perusahaan lain berpikir ulang mengeluarkan biaya sebesar itu. Tetapi outcome yang diraih GE sangat konkret dan terasa sampai dengan lower corporate level. Terlebih lagi, GE juga melakukan investasi di 3 negara untuk membangun pusat pembelajaran, yaitu Cina, Jerman dan India.

Bagi GE, misi leadership adalah menginspirasi, menghubungkan dan mengembangkan para pemimpin hari ini dan esok. Karenanya, tidak seluruh karyawan GE menjadi target pelatihan dan pengembangan. GE memiliki standar tertentu untuk menentukan siapa yang mempunyai kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan pengembangan tersebut. 

Susan menegaskan bahwa pembuatan materi pelatihan dan pengembangan dilakukan oleh tim global sehingga konten yang disampaikan sudah paling up-to-date.  Termasuk di dalamnya isu di masing-masing negara tempat GE berada. Ia percaya bahwa inti dari kepemimpinan adalah sama di seluruh dunia, sehingga ketika pembuatan konten tidak mengubah hal yang fundamental. 

Yang terbaru dari pelatihan kepemimpinan di GE adalah dengan kehadiran Program Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Senior atau yang lebih dikenal di GE sebagai LIG – Leadership, Innovation and Growth. LIG adalah sebuah program pembelajaran yang mengajarkan untuk membuat strategi jangka panjang dengan memperhitungkan dan memprediksi isu lingkungan dan bisnis di masa mendatang.

Teknologi juga mempunyai peranan yang cukup penting dalam pengembangan dan pelatihan. Tetapi bukan berarti pengembangan dan pelatihan secara face-to-face tidak dilakukan. Susan percaya masing-masing elemen akan saling melengkapi proses pembelajaran di GE. 

Penggunaan teknologi sudah menjadi hal yang biasa di GE, seperti TelePresence, Virtual Collaboration Room, WebEx, Webcam dan yang paling menarik adalah dengan kehadiran Kindles yang diletakkan di lobi Crontoville untuk memantau berita di seluruh dunia.

Perkembangan CU di GE juga melihat pergantian generasi, di mana generasi saat ini adalah Generasi Y atau generasi yang berkembang melalui internet dan media sosial. Susan memanfaatkan kehadiran Generasi Y di GE dengan melibatkan dan meminta mereka untuk berkontribusi dalam konten pengembangan dan pelatihan kepemimpinan. GE juga melakukan investasi dengan membuat media baru yang mencerminkan Generasi Y, yaitu dengan hadirnya Podcast.

Yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, apakah GE memperhitungkan return dari investasi tersebut? Susan menyampaikan jawaban yang cukup mengagetkan. “Saya merasa senang dan istimewa bekerja di lingkungan di mana tim kepemimpinan berkeyakinan bahwa belajar, usaha, waktu, uang dan sumber daya yang kami investasikan ke dalam proses pembelajaran memiliki pengembalian yang tak terelakan. Jadi, saya bisa menghabiskan waktu untuk mengembangkan konten bagaimana kita dapat menginspirasi, menghubungkan, dan mengembangkan kepemimpinan, bukan mencari tahu apakah kita mendapatkan return”.

GE merupakan sebuah gambaran CU yang fantastis di mana ketika kapitalisasi pasar GE saat ini merupakan setengah dari kapitalisasi pasar GE pada kondisi sebelumnya, GE menemukan kekuatan utamanya – kemampuan GE dalam mengidentifikasi dan membentuk pemimpin. Kondisi seperti ini mencerminkan Center of Excellence yang menjadi idaman semua CEO perusahaan.


1 comment:

Anonymous said...

Assalamu alaikum, terima kasih, sangat bermanfaat