Saturday, October 06, 2007

Bobby


Bukan karena Sound of Silent aku begitu menikmati film ini, atau lagu Aretha Franklin dan lagu-lagu indah lainnya yang khas tahun 60 an. Tapi kebesaran nama Robert F Kennedy dan kemahiran Emilio Estevez menuangkan pemikiran RFK di film tersebut membuat “Bobby” menjadi salah satu film terbaik di tahun 2007 ini. Konon di Amerika ada dua keluarga yang sangat terkenal, keluarga Jackson dan keluarga Kennedy. Dan keluarga yang erat kaitanna dengan tragedi dalam sejarah Amerika mungkin adalah keluarga Kennedy.

Terlalu banyak bintang film terkenal dan berkelas yang bermain dalam film ini. Masing-masing bermain sebagai tokoh pendamping dengan actor utamanya Robert F Kennedy (Bobby) asli, yang muncul dilayar film berdasarkan potongan-potongan film documenter asli. Hasil kreasi yang bagus dari penulis dan sutradara Emilio Estevez.

Cerita mengambil setting kehidupan orang-orang berhubungan dengan Hotel Ambassador pada tahun 1968.Kita akan mengikuti kehidupan 22 individu yang memiliki problem dalam kehidupan mereka, yang sedang menantikan kedatangan RFK di Hotel Ambassador, yang mana kedatangan Kennedy kelak akan mengubah hidup mereka selamanya.

RFK senator yang ketika itu berusia 42 tahun, pada tanggal 16 Maret 1968 memutuskan mencalonkan diri menjadi Presiden Amerika. Ada banyak kata-kata yang mencerahkan hasil buah pikiran RFK, memulai pencalonan dirinya menjadi Presiden dia mengatakan kata-kata yang bijak yang membangkitkan harapan buat warga Amerika terhadap keadaan yang saat itu sudah muak dengan kondisi Negara mereka. Berikut isi pidatonya,”saya mencalonkan diri menjadi Presiden bukan ingin menantang pihak lain, melainkan menawarkan sesuatu yang baru. Saya merasa terpanggil untuk menjalankan sesuatu yang seharusnya kita lakukan, semampu saya.”

Saat itu masalah rasial sedang marak-maraknya, dengan puncak peristiwa penembakan hinga tewas tokoh kulit hitam Martin Luther King. Perang Vietnam yang membuat ekonomi AS terpuruk dan pemerintahannya dikecam rakyatnya, perbedaan antara kaya dan miskin, dan tuntutan persamaan gender. Demonstrasi marak dimana-mana dan rakyat banyak yang tidak puas dengan pemerintahan.

Apa yang dirasakan oleh masyarakat saat itu, dengan baik diangkat oleh Emilio dalam cerminan cerita 22 tokoh yang kita ikuti ceritanya. Immigran yang harus bekerja dobel agar mendapat penghasilan yang cukup, orang yang tidak pernah puas dan selalu marah kepada sekitarnya, wanita yang menjadi simpanan lelaki bersuami, bawahan yang menjadi korban atasannya, orang tua yang kesepian dihari tuanya, pemuda yang menghindar tugas militer ke Vietnam, orang kaya yang hanya peduli dengan apa yang dia gunakan, suami istri yang tidak bahagia, dan orang yang terus mencari jati diri dan maupun mereka yang ingin meraih impian American Dream.

Bobby membukakan mata mereka dengan kematiannya, dengan meninggalnya tokoh RFK membuat kita semua termasuk penonton berpikir, sebenarnya untuk apa kita hidup. Yang kita butuhkan adalah kedamaian, tetapi kita sibuk menciptakan neraka, dan kita menyebutnya kedamaian ?

Mungkin benar pepatah yang mengatakan, orang baik cepat dipanggil Tuhan. Mungkin agar orang tersebut tidak berubah menjadi jahat ??

Di akhir film, sutradara mengutip kata-kata yang akan terus mengikuti kita, meski film tersebut telah selesai kita tonton :

……….

Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan, penindasan hanya akan menimbulkan balas dendam. Dan hanya dengan melenyapkan kita semua, penyakit ini dapat lenyap dari jiwa kita.

………

Sungguh ikatan dari perasaan senasib, sungguh ikatan dari kesamaan tujuan dapat mulai mengajarkan kita sesuatu. Sesungguhnya kita akhirnya dapat belajar untuk melihat sekeliling kita, sesama kita, bahwa kita dapat mulai berusaha dengan lebih giat untuk menyembuhkan luka diantara kita serta berkata, didalam hati kita, bahwa kita adalah saudara sebangsa dan setanah air, sekali lagi.

No comments: