Friday, December 22, 2006

Selamat Hari Ibu


Berdasarkan sejarah Hari ibu awalnya dirayakan oleh bangsa Yunani Kuno sebagai penghargaan kepada Rhea, ibu dari para dewa, yang dilaksanakan ketika matahari berada di atas garis ekuator di Asia kecil (tanggal 15 sampai 18 Maret setiap tahun) atau dikenal dengan istilah vernal equinox. Bangsa Inggris mengawali perayaan hari ibu, sejak tahun 1600 an yang dikenal dengan nama “Mothering Sunday” yang dilaksanakan triwulan pertama setiap tahun.

Di Amerika Serikat, perayaan hari ibu (Mother’s day) diawali oleh adanya gerakan social dari kaum ibu yang digalang oleh seorang aktivis yang bernama Julia Ward Howe selama berlangsungnya perang Sipil (1861–1865). Aktivis ini menggalang kaum wanita untuk menentang perang, yang tercantum dalam tulisannya yang diberi judul Mother’s day proclamation.

Mother's Day Proclamation

Arise, then, women of this day!
Arise, all women who have hearts,
Whether our baptism be of water or of tears!

Say firmly:
"We will not have great questions decided by irrelevant agencies,
Our husbands will not come to us, reeking with carnage, for caresses and applause.
Our sons shall not be taken from us to unlearn
All that we have been able to teach them of charity, mercy and patience.
We, the women of one country, will be too tender of those of another country
To allow our sons to be trained to injure theirs."

From the bosom of the devastated Earth a voice goes up with our own.
It says: "Disarm! Disarm! The sword of murder is not the balance of justice."
Blood does not wipe out dishonor, nor violence indicate possession.
As men have often forsaken the plough and the anvil at the summons of war,
Let women now leave all that may be left of home for a great and earnest day of counsel.

Let them meet first, as women, to bewail and commemorate the dead.
Let them solemnly take counsel with each other as to the means
Whereby the great human family can live in peace,
Each bearing after his own time the sacred impress, not of Caesar,
But of God.

In the name of womanhood and humanity, I earnestly ask
That a general congress of women without limit of nationality
May be appointed and held at someplace deemed most convenient
And at the earliest period consistent with its objects,
To promote the alliance of the different nationalities,
The amicable settlement of international questions,
The great and general interests of peace.

Sejarah hari ibu di Indonesia diawali ketika banyak perempuan mulai terlibat dalam bidang politik di era tahun 1920 an, ketika itu partai politik besar memiliki divisi perempuan. Pada 22 Desember 1928, diadakan kongres Ibu untuk pertama kali di Indonesia. Pada kesempatan itu, Soekarno mengemukakan pendapatnya tentang perempuan.

"Berbahagialah kongres kaum ibu: diadakan pada suatu waktu, di mana masih ada sahadja kaum bapak Indonesia jang mengira, bahwa perdjoangannja mengedjar keselamatan nasional bisa djuga lekas berhasil zonder sokongannja kaum ibu; Oleh karena daripada kaum bapak masih banjak jang kurang pengetahuan akan harganja sokongan kaum ibu itu; kita tidak sahadja gembira hati akan kongres itu oleh karena kaum bapak belum insjaf akan keharusan kenaikan deradjat kaum ibu itu,-kita gembira hati ialah teristimewa djuga oleh karena di kalangan kaum ibu sendiri belum banjak jang mengetahui atau mendjalankan kewadjibannja ikut menjeburkan diri di dalam perdjoangan bangsa, dan belum banjak jang berkehendak akan kenaikan deradjat itu."

………

"Sudah lama bunga Indonesia tiada mengeluarkan harumnja, semendjak sekar jang terkemudian sudah mendjadi laju. Tetapi sekarang bunga Indonesia sudah kembang kembali, kembang ditimpa tjahaja bulan persatuan Indonesia; dalam bulan jang terang benderang ini, berbaulah sugandi segala bunga-bungaan jang harum, dan menarik hati jang tahu akan harganja bunga sebagai hiasan alam jang diturunkan Ilahi. (Soekarno, Kongres Kaum Ibu, 1928)

Benar kata sebuah lagu, ibu itu bagai sang surya yang menyinari dunia. Yang ironisnya sering menjadi korban dari lelaki yang dia “buat” menjadi besar, termahsyur. Ibu dimanapun mereka berada selalu memkirkan yang terbaik buat anak-anak dan keluarga, ketika para ayah keluar dan bermain-main dengan api, si ibu akan berusaha mempertahankan anak-anak dan keluarga dari ancaman api itu sampai tetes darah penghabisan.

Selamat hari ibu, Mak !! Terima kasih karena mamak aku bisa seperti sekarang !!

Seperti udara kasih yang engkau berikan, tak sanggup ku membalas……….. (Iwan Fals)

No comments: