Monday, July 18, 2011

Ruang (Karya Sitok Srengenge)


Puisi Sitok sering indah, ruang senyap sering menakutkan. Puisi ini membuat ruang itu menjadi menyenangkan untuk ditempati...
___________________________


Ruang

Aku ceruk cangkir yang membayangkan kau sebagai kopi dipagi hari,
lingkar kalung yang merindu jenjang lehermu,
lubang baju yang butuh merengkuh tubuh

Kau geronggang rahang yang mengulum kelu lidahku,
Rongga dada yang menampung paru dan jantung
Lurung urat biru yang mengaruskan deru darahku

Aku cekung cangkang yang menginginkan kau menjadi kerang
Lengkung langit andaikan kau gugusan planet,
Luas lautan manakala kau pepunuk pulau

Kau bidang padang mengerang gersang jika aku bukan rimbun pepohonan,
Kitab yang mengutip kisah kesiapku kalau pertama kuintip wajah kekasih,
Manik mata yang mendekap dunia, kakus yang tulus menadah limbah

Aku rangkum rahim dimana kau dulu mukim,
rentang tangan yang selalu menjagamu,
Kubebaskan kau bergerak dan berbiak dalam diriku
Aku kosong abadi yang menghendaki kau sebagai isi

Aku penuh oleh kau yang tak membiarkanku menghampar hampa
Aku takjub pada hidup yang berdegup, cinta yang bergema..

(Ruang, Karya: Sitok Srengenge, Kompas 17 Juli '11, hal 22)