Sunday, November 16, 2008

Asketisme Lugo

Presiden Lugo

Persoalan besar di dunia saat ini adalah ekonomi berbasis keserakan dan keuntungan tanpa batas, itulah sumber berbagai persoalan, perang dan berbagai bentuk fundamentalisme, ekstrimisme dan terorisme”, Kata Kamla Bashin.


Aku setuju sekali pernyataan ini dan menjadi permenungan aku akhir-akhir ini. Dalam lingkungan lebih kecil pun aku melihat contoh yang tidak kalah ekstrim, orang tua dan anak, saudara bersaudara berkelahi untuk sesuatu yang sebenarnya mereka dapat bagi dengan adil.


Menurut aku keserakahan itu bermula dari ketika kita sudah tidak tahu lagi, seberapa banyak yang sebenarnya kita butuhkan untuk dapat hidup. Kita dirasuki pikiran selalu merasa kekurangan, sehingga terus mengambil dan mengambil sehingga akhirnya sumber daya itu kehabisan daya untuk menghasilkan kebutuhan kita, kemudian kita marah lalu menghancurkan sumber itu. Pun kita berperang dan membinasakan satu sama lain untuk sesuatu yang sebenarnya bisa kita gunakan bersama-sama.


Dalam hal seperti ini perlu rasanya merenungkan perilaku asketisme, perilaku yang cenderung dianggap sebuah kelemahan oleh penganut kapitalisme murni. Asketisme menurut aku pribadi sebuah laku hidup yang menjauhkan diri dari perilaku hedonisme, sikap hidup sederhana, bersahaja (Jawa: prasaja), tidak berlebihan, dan jauh dari sikap hidup berfoya-foya. Asketisme disini mungkin lebih tepat semacam sikap hidup bersahaja (Jawa: sak madyo dan sak cukupe). Meskipun mampu untuk hidup mewah, glamour, dan berfoya-foya, tetapi itu tidak dilakukan karena hadirnya kesadaran bahwa sebagai umat manusia, kita perlu membantu sesama yang berkekurangan.


Konsep asketisme (ascetism) sering sekali dirujuk berdasarkan karya Max Weber yang berjudul The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism (1930). Rasa-rasnya saat ini perlu kita renungkan perliaku seperti itu, karena sepertinya itulah satu-satunya cara yang paling murah (tidak mudah) untuk menghentikan penghancuran yang kita lakukan kepada alam dan kepada bumi yang kita cintai ini.


Ketika sebagian orang memperkaya dirinya sehingga dia memiliki kekayaan yang luar biasa, secara ironis hal ini mengakibatkan kemiskinan ditempat yang lain. Kemiskinan dibelahan bumi yang lain, yang mengakibatkan berbagai persoalan seperti penyakit, terorisme, peperangan dan ratap tangis, cepat atau lambat akan menghampiri kita yang membangun istana mewah yang jauh dari mereka. Cepat atau lambat kerusakan yang kita lakukan dengan sadar atau tanpa sadar akan menjangkau kita.


Dalam permenungan aku, aku membayangkan pencapaian yang aku dapat dan rasa yang ditimbulkannya. Ketika pertama kali mendapat sepeda dari mamak dan bapak atas hadiah juara 1, rasanya selama seminggu hatiku berbunga-bunga, ada perasaan bangga dan sukacita yang luar biasa dalam diriku. Ketika berhasil masuk kuliah ke salah satu universitas terbaik di negeri ini, ada rasa sukacita, ketika masuk ke salah satu perusahaan besar di negeri ini pun seperti itu, ada sukacita sesaat dan akhirnya terlupakan dan menjadi biasa. Demikian juga ketika mampu membeli motor sendiri, dan membeli rumah kecil dan indah, perasaan sukacita itu hanya bertahan sesaat dan akhirnya menjadi biasa. Aku pun membayangkan ketika suatu saat katakanlah aku berhasil mempunyai jet Pribadi, atau memiliki rumah di Beverly Hills atau membeli setengah Pulau di Indonesia, perasaannya pasti tidak lebih dari ketika pertama kali aku mendapatkan sepeda dulu. Pencapaian atas apa yang kita inginkan hanya memuaskan kita buat sesaat, ketika keinginan itu menjadi tidak terkendali dan menjadi sebuah kecanduan, ini lah yang dinamakan dengan keserakahan.


Dalam ulasan Rikard Bagun dan Budiman Sudjatmiko pada Kompas 7 November 2008 yang lalu seakan menjadi penyejuk atas berita-berita keserakahan yang selalu menjadi berita utama koran. Rikard dan Budiman menyajikan asketisme Fernando Lugo, Presiden Paraguy. Yang 2 hari sebelum pelantikannya masih tinggal di rumah sederhana dengan cat kusam, sofa sederhana dan seperangkat tv yang tua. Yang pada pelantikannya tidak berjas melainkan baju lengan panjang dan celana panjang krem lama yang sudah sering dipakainya. Dua hari sebelum pelantikannya, Lugo minta diantar ke sebuah tempat dengan mobil pick up sederhana, yang pada saat pelantikannya bersama Presiden Venezuela, Hugo Chaves menikmati sarapan kas masyarakat pedesaan Amerika Latin : ubi, jagung dan pisang rebus!!

Tuesday, November 11, 2008

Obama

Tandatangan Obama


Presiden Palmer, Senator dari Maryland, mendapat gelar doktor hukum dari Universitas Maryland setelah mendapatkan gelar Bachelor of Arts dalam ilmu politik dari Universitas Georgetown. Ia adalah tokoh karismatik yang terpilih menjadi Presiden sesudah upaya pembunuhan yang gagal yang dilakukan teroris terhadap dirinya. Lelaki tinggi besar ini membuat keputusan penting yang menyelematkan bangsa Amerika dari ancaman teroris, Amerika beruntung mempunya Presiden Seperti dia.


Selama 3 season, tokoh ini merasuki masyarakat Amerika dan dunia lainnya seakan-akan dalam suatu kurun waktu Amerika pernah diperintah oleh ketururan Afrika yang menurut aku sedikit atau banyak membuat sebagian orang berpikir bahwa keturunan Afrika pun bisa memimpin Amerika, negeri harapan dan adidaya satu-satu nya di dunia saat ini ! Cuma sayangnya ini semua hanya terjadi dalam sebuah film serial yang berjudul 24, yang memiliki banyak penggemar di Amerika dan diseluruh dunia, termasuk aku !


Ketika Williams bersaudara merajai kejuaraan tennis dunia, banyak pihak yang menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak biasa. Tennis olahraga kalangan atas kulit putih yang selama puluhan tahun dimenangkan oleh kaum kulit putih dari Eropa, Australia dan Amerika ternyata saat itu dipuncak rangking tertinggi diduduki oleh dua wanita kulit hitam yang bersaudara Venus dan Serena. Pun ketika seorang peranakan asia-afrika menjadi legenda hidup golf dunia yang lagi-lagi sama seperti tennis sepanjang sejarah puluhan tahun dirajai oleh golfer kulit putih, banyak pihak yang kaget dan tidak percaya. Olah raga yang kebanyakan peserta pertandingannya diikuti oleh pegolf kulit putih harus mengakui kehebatan seorang Tiger Woods, anak seorang Afro Amerika dan beribukan wanita Thailand menjadi pegolf nomor satu dunia saat ini.


Jesse Owens, Muhammad Ali, Sidney Poitier, Oprah, Cosby, Carl Lewis, Halle Bery, Denzel Washington, Jamie Fox, Michael Jordan, Jackson Bersaudara, Williams bersaudara, Tiger Woods adalah sebagian dari orang kulit hitam yang memiliki nama besar di Amerika bahkan dunia. Dengan kelebihan dan prestasi yang mereka miliki, mereka layak disejajarkan dengan tokoh dunia lainnya. Sayangnya mereka cuma artis dan olahragawan. Ketika berbicara tentang tokoh politik kulit hitam di benua Amerika, tidak banyak jumlahnya! Bahkan jumlah senator Afro Amerika jumlahnya dapat dihitung dengan sebelah jari! Ini dapat berarti dua hal, kalangan Afro America tidak berminat terjun ke dalam politik,atau bangsa Amerika tidak siap dipimpin oleh keturunan Afro Amerika.


Barack Hussein Obama II berusia 43 tahun pada tahun 2004 ketika terpilih menjadi Senator dibulan Maret. Hanya dalam kurun waktu 4 tahun beberapa bulan, pada tanggal 4 November 2008 terpilih menjadi Presiden Amerika. Sesuatu hal yang luar biasa dan tidak terbayangkan pada 4 tahun yang lalu!!! Bahkan ketika dia mencalonkan diri menjadi kandidat calon Presiden dari Partai Demokrat ditahun 2007, banyak pihak yang masih terkejut dengan keberanian seorang keturunan Afrika tanpa pengalaman dibidang pemerintahan, bukan dari keturunan keluarga kaya raya, senator yang minim pengalaman bermimpi untuk memimpin Negara Amerika yang pada puluhan tahun sebelumnya masih menganggap bangsa Kulit hitam sebagai masyarakat kelas dua.


Yang terjadi adalah, mimpi itu menjadi kenyataan. Saat ini adalah saat yang paling tepat buat seorang keturunan Afrika menjadi Presiden Amerika setelah sederat prestasi sebelumnya yang ditorehkan keturunan Afro Amerika. Seluruh dunia bersuka ria! Banyak orang yang menangis gembira seakan tidak percaya bahwa Amerika akhirnya dipimpin oleh keturunan yang pada 120 tahun yang lalu masih dianggap budak yang bisa diperjualbelikan. Amerika yang pada tahun 1861 harus perang saudara karena satu pihak menganggap keturunan Afrika adalah budak sementara pihak yang lain menganggap mereka adalah orang yang merdeka. Yang pada tahun 1963 masih merupakan negeri impian buat seorang Martin Luther King Jr, yang bermimpi suatu ketika nanti bangsa Amerika kulit putih dan kulit hitam akan duduk bersama-sama membangun Amerika! Yang sampai saat ini pun hal tersebut masih mendapat tentangan dari kaum puritan dan konservatif kulit putih disana.


Sejarah berkata lain, ketika Amerika dipersimpangan jalan, mereka memilih Presiden besar mereka. Mereka memilih Washington, mereka memilih Abraham Lincoln, mereka memilih Franklin D. Roosevelt, mereka memilih JFK dan saat ini mereka memutuskan memilih Obama ! Calon Presiden besar telah lahir, sejuta asa telah digantungkan kepada dirinya. Yang uniknya bukan asa Negara Amerika semata, tetapi juga asa dunia ini ! Yang sepanjang catatan sejarah, saat ini adalah saat yang paling menentukan sejarah keberadaan umat manusia karena permasalahan lingkungan dan kesenjangan antara kaya-miskin.


Ada satu hal yang menggelitik dalam pikiranku. seandainya Obama yang sempat bersekolah di SD Asisi Jakarta selama 4 tahun kembali ke Indonesia pada tahun 1991 setelah mendapat gelar Juris Doctor dari Harvard, mengganti kewarganegaraan menjadi WNI, kemudian terjun dalam bidang politik dan bergabung dengan salah satu partai besar di Indonesia (mungkin Golkar atau PDI Perjuangan). Lalu karena kecerdasannya akhrinya menjadi salah seorang pejabat dalam partai tersebut, sulit dan rasanya mustahil baginya untuk menjadi calon Presiden dari partai tersebut! Kalau pun partai tersebut katakanlah gila dan nekat mencalonkan dia menjadi calon Presiden dari partainya setelah seleksi internal didalam partai (ini saja masih mustahil), Indonesia akan heboh karena ada calon Presiden yang dari luar Jawa dan non Muslim! Ketika akhirnya pada tahun 2009 dia resmi sebagai calon Presiden pada pemilihan umum yang langsung umum bebas dan rahasia, pasti akan menjadi bulan-bulanan kalangan tertentu yang akhirnya membuat sebagian masyarakat kita menolak memilih dia karena dia non muslim dan bukan dari Pulau Jawa.


Untuk tahun 2009 dan entah sampai kapan…. Obama tidak akan mungkin menjadi Presiden di Indonesia. Hanya di Amerika dia bisa menjadi Presiden. Kalau sudah begini, siapa yang hebat ? Indonesia bukan :)

Sunday, October 19, 2008

Semalam di Danau Toba

Kopi itu rasanya nikmat sekali, didepan terhampar pemandangan indah, kapal kecil yang membawa penumpang, segerombolan kera bergantungan dipohon pinus. Rasanya damai, hanya lalu lalang mobil dan speedboat yang membuat waktu seakan bergerak cepat. Selebihnya seakan berhenti, damai dan menyejukkan. Pulau didepan seperti manusia raksasa yang tengkurap, suasana seperti ini membuat rasanya waktu kembali kemasa kanak2, masa ketika aku mengalami petualangan yang sama sekali baru ditempat Ompung dari pihak Bapak. Yang berbekas adalah ketika harus buang air besar disemak2 tanpa air utk berbilas, bermain perahu ditengah danau sambil ketakutan karena tidak bisa berenang serta mengambil mangga ditengah ladang yang rasanya manis sekali.

Kampung Bapak, tidak jauh dari sini. Suasana tepi danau dan bau rumput2 an membuat kenangan masa kecil datang kembali

Beruntunglah orang-orang yang tinggal di pinggir danau Toba, karena mereka memiliki kemewahan menyaksikan senja yang luar biasa ini. Sepotong senja yang membuat aku merasa diberkati, karena masih bs menikmati sepotong senja di Danau Toba.














Monday, July 14, 2008

Pekan Olah Raga Nasional XVII Kalimantan Timur (6 Juli - 17 Juli 2008)


Stadion Utama Palaran Samarinda


Dalam sejarah Pekan Olah Raga Nasional (PON), PON ke XVII rasa-rasanya yang paling controversial dalam pelaksanaannya. Hal ini diawali dengan masuk penjaranya pencetus acara ini yaitu Gubernur Kalimantan Timur dan Bupati Kutai Kartanegara. Akibatnya semua pembangunan venue menjadi terhambat, dan dana menjadi seret. Sampai sebulan yang lalu pun banyak pihak yang pesimis acara ini dapat diselenggarakan mengingat banyaknya kendala yang terjadi.

PON XVII di Kalimantan Timur memang terlalu ambisius dari segi pelaksanaan. Bayangkan awalnya ada 7 kota yang direncanakan menjadi penyelenggara kegiatan akbar di tanah air ini : Tarakan, Berau, Sengata, Bontang, Samarinda, Tenggarong dan Banjarmasin. Dengan daerah dua setengah kali pulau Jawa dan sarana transportasi dan akomodasi yang minim, perlu usaha yang keras dari semua pihak agar kegiatan ini dapat terlaksana. Ini untuk pertama kali pertandingan PON diselenggarakan di 7 kota, dibandingkan pertandingan piala Eropa kemarin pun, rasa-rasanya lokasi pertandingan PON kali ini masih lebih jauh. Karena Kaltim lebih luas dari Austria.

Kantor kami kebagian tugas yang menurut aku cukup sulit, harus menggelar layanan data dan internet dengan jangka waktu 2 minggu ke semua kota itu. Beberapa operator diundang untuk mengikuti tender tersebut, tetapi tidak ada yang menyanggupinya. Telkom menyanggupi dengan syarat, awal Juni pemenang tender telah ditetapkan agar proses pembelian barang dapat dilakukan sehingga diharapkan diakhir Juni semua layanan telah tergerlar.

Dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. Dengan tekanan yang tinggi yang menguras biaya dan emosi, akhirnya layanan pun dapat tergelar dan berjalan dengan baik. Meski ada kejadian-kejadian minor yang terjadi dalam pelaksanaan persiapan kegiatan itu, semua dapat tergelar dan berjalan dengan baik sampai pada acara pembukaan PON malam ini.

Ada kepuasan tersendiri, ketika layanan yang digelar dapat berjalan dengan baik. Apa yang menjadi perhatian kami pada akhirnya bukan apa yang tertulis dalam tender, melainkan hal-hal lain diluar itu yang sifatnya membantu. Tetapi hal ini menjadi tanggung jawab kami karena pihak yang memenangkan tender Sistem Informasi Management PON ini pada akhirnya menggunakan layanan milik Telkom disamping layanan terpisah yang sekarang menjadi layanan back up apabila terjadi gangguan dengan link utama.

PON kali ini menjadi berkesan, karena aku ikut ambil bagian dalam menyiapkan koneksi data dan internetnya. Meski kecil peran yang aku jalani, ada kebanggaan tersendiri mana kala semuanya berjalan dengan baik. Banyak yang aku pelajari dari kegiatan ini, dan banyak sahabat baru dari kegiatan ini. Semoga semuanya berjalan dengan baik, karena didepan masih banyak kegiatan yang lain yang harus diikuti….


Sunday, July 06, 2008

Banjir 4 Juli 2008

Sejak pagi hujan deras mengguyur Balikpapan. Ketika bangun sekitar jam 6 pagi, air masih menggenangi jalan setinggi mata kaki, tetapi dibelakang rumah saluran pembuangan air sudah tidak sanggup menyalurkan air ke parit didepan rumah, sehingga air tergenang. Aku sedikit cemas, kalau hujan terus mengguyur seharian, pasti air akan masuk kerumah dari halaman belakang.

Setelah meletakkan ember dipetirisan hujan, aku melanjutkan tidur dengan asumsi tidur ku tidak akan lama dan apabila hujan terus menerus masih ada waktu buatku untuk menyelamatkan barang-barang ku.

Sekitar pukul delapan aku terbangun lagi, sayup-sayup kudengar suara orang ramai didepan rumah. Dalam hati aku berpikir ini pasti banjir sehingga orang ribut dijalanan. Dugaanku ternyata benar, ketika aku mengintip melalui jendela, jalanan di depan rumah sudah tergenang air. Satpam dan beberapa warga berjalan didepan rumah dan mengingatkan warga agar waspada karena banjir tersebut. Seumur hidup, baru sekali ini aku menyaksikan banjir di kompleks perumahaan yang aku tempati! Air dimana-mana, dan kurang lebih 20 cm lagi, air akan masuk rumah. Masih tinggi memang, tetapi yang mengkhawatirkan ku adalah hujan masih saja turun, dan bisa saja banjir kiriman datang dari tempat lain karena komplek yang aku tempati merupakan daerah cekungan bekas rawa.

Sambil menunggu hujan reda, dan banjir surut karena hari ini aku harus ke Samarinda, aku memutuskan untuk mengambil beberapa gambar. Bukan maksud aku untuk mengabadikan penderitaan orang lain, melainkan untuk menjadikan kenang-kenangan, karena ini pengalaman pertama banjir di kompleks yang aku tempati.

Kurang lebih dua jam, sudah menimbulkan banjir setinggi paha orang dewasa. Aku tidak terbayang kalau hujan mengguyur seharian. Rasa-rasanya permukaan tanah yang ada di Balikpapan akan tertutup oleh air seluruhnya, karena bumi sudah tidak sanggup menahan air yang turun diakibatkan hilangnya pepohonan dan berkurangnya resapan air hujan. Sebenarnya ini tanda yang kesekian agar pemerintah dan warga lebih bijak dalam membangun, karena perubahan yang kita lakukan terhadap alam, akan mengakibatkan bencana buat manusia.

Pakar Lingkungan dan peraih nobel perdamaian dari Afrika mengatakan, kita bukan tidak boleh membangun rumah dari kayu dan menebang pohon. Cuma kita perlu sadar, ketika kita menebang pohon, artinya kita mengambil sumber mata buat anak cucu kita. Dan (aku tambahkan), kita membuat bencana buat kita sendiri. Mari kita jaga bumi kita ini…..

Saturday, June 21, 2008

Hidup Yang Lebih Bermakna

Bésame Mucho

Bésame, bésame mucho
Como si fuera esta noche
La última vez

Bésame, bésame mucho
Que tengo miedo a perderte
Perderte después

Bésame, bésame mucho
Como si fuera esta noche
La última vez …..

Rasa-rasanya hari berganti begitu cepat, kabar baik dan buruk datang silih berganti. Baru-baru ini salah seorang teman kerja yang lebih mudah setahun dari aku dipanggil sang Pencipta. Rasa-rasanya baru kemarin sama-sama kuliah, lama tidak kedengaran kabarnya, tiba-tiba ada berita dia meninggalkan kami teman-temannya untuk selamanya. Hidup memang penuh misteri, hari ini kita gembira dengan teman-teman kita, besok kita berduka karena kehilangan teman kita, atau teman kita kehilangan kita.

Tidak ada alasan khusus aku menulis lirik lagu Bésame Mucho,yang jelas lagu yang dinyanyikan ELINE yang dibawakan secara acoustic membuat perasaan ku menjadi melankolik dan mengingatkan aku akan seseorang yang jauh dimata namun dekat dihati.

Randy Pausch – bukan ajang Piala Eropa – yang membuat aku ingin menulis, karena rasanya sudah lama tidak menulis sesuatu di blog ini. Kisah hidup Randy bisa menjadi insiprasi dalam hidup aku pribadi ketika mengalami masa-masa sulit. Randy menurut taksiran dokter setahun yang lalu hidupnya hanya tersisa 6 bulan. Tetapi lelaki yang berusia 47 tahun ini tak mau daya hidupnya digerogoti kanker pancreas. Pasukan nutrisinya dijaga ketat, plus menu utama pushup, bersepeda dan juga berlari. “Kecepatan lari saya diatas rata-rata orang Amerika,” katanya.

Pada tanggal 19 November 2007, Randy menyampaikan kuliah terakhir dihadapan mahasiswanya di Universitas Carnegie Mellon, Pittsburgh. Kampus tempat Randy mengajar ilmu virtual reality, memang biasa mengundang akademisi ternama untuk berpidato seolah itu adalah kuliah terakhir menjelang kematian !


Dengan perkiraan umur tinggal enam bulan, para mahasiswa Carnege menduga kuliah yang bertujuk “Really Achieving Your Childhood Dreams” ini akan berurai air mata. Pasti sang dosen sekarat bakal membicarakan penyakitnya yang sudah mencapai stadium terminal. Prof Randy bakal menguraikan pandangan filosofi kematian yang mengharubiru.

Yang terjadi ternyata sebaliknya! Kuliah terakhir sang Profesor justru ceria dan penuhlontaran segar. “Saya harap anda tidak kecewa karena saya tidak terlihat depresi,”ujarnya disambut tawa hadirin. Sejatinya kuliah ini ditujukan buat ketiga anaknya.“Saya mungkin tidak bisa menemani mereka tumbuh dewasa,” kata Randy. Salah satu pesan buat anaknya yang paling kecil Chloe, “Nak jangan kau nilai laki-laki dari ucapannya, nilailah dia dari perbuatannya.”

Dalam kuliahnya ini menekankan pentingnya meraih cita-cita masa kecil. “Jangan ragu,” kata Randy. Sebab impian dimasa bocah itu datang jauh dari dalam jiwa. Impian itulah yang menjadi motor, membuat hidup lebih berwarna. Randy adalah orang yang gigih meraih impian masa kecilnya.

Banyak impian masa kecilnya yang terwujud satu persatu. Merasakan gravitasi nol di ruang angkasa dan mimpi menjadi kapten Kirk misalnya. Bahkan untuk menjadi kapten Kirk, bahkan dalam film Start Trek terbaru yang dirilis Desember nanti, Randy mendapat peran khusus!!

Dalam menggapai impiannya Randy paham sekali banyak rintangan. Ia berkali-kali membentur tembok, namum berusaha bersikap positif. “Tembok itu ada untuk menguji seberapa besar sebenarnya kita menginginkan sesuatu!” Kata Randy. Dan Ia tidak menyesali manakala impiannya tidak tercapa. “Saat impian tidak tercapai, biasanya usaha mengejar cita-cita itu memberikan pengalaman hidup yang setimpal,” kata Randy.

Kini setelah setahun berlaku sejak Randy divonis sisa umurnya Cuma enam bulan. Sang Profesor masih hidup sehat dan penuh semangat. Hidup bagi Randy, seperti permainan kartu poker. “Tidak bisa pemain mengatur kartu yang dibagikan,” katanya,”Yang bisa dilakukan hanyalah memainkan sebaik-baiknya kartu yang ada ditangan.”

Balikpapan, 1.39 AM 22 Juni 2008

In English…

Kiss Me A Lot

Kiss me, kiss me a lot,
As if tonight was
the last time.

Kiss me, kiss me a lot,
Because I fear to lose you,
To lose you again.

Kiss me, kiss me a lot,
As if tonight was
the last time.

Saturday, April 12, 2008

Kisah Vitus, Mozart dan Sufiah




Sepulang dari Blue sky, aku merasa tiba-tiba ingin menulis. Menulis hal yang berlainan dengan apa yang kusaksikan beberapa waktu sebelumnya di Blue Sky. Cerita nya tentang tragedy anak-anak jenius..

Vitus seorang bocah yang seakan-akan berasal dari planet lain dilingkungannya, punya pendengaran seperti kelelawar, bermain piano layaknya seorang virtuoso dan melahap ensiklopedi pada usia 5 tahun. Tidak heran orangtuanya mengharapkan dan mengarahkan kelak masa depannya akan cerah. Orang tua menganggap lebih tahu apa yang terbaik buat Vitus, sehingga waktunya dihabiskan dengan jadwal kursus piano yang ketat, kuliah di Universitas, dipaksa melakukan keinginan orangtuanya agar dikagumi teman-teman orang tuanya, padahal tubuh dan pikirannya adalah anak 12 tahun yang kebetulan dikarunia kecerdasan rata-rata. Yang terjadi adalah pemberontakan.

Wolfgang Amadeus Mozart juga adalah seorang jenius musik yang pernah lahir. Dikarunia intelejensia yang tinggi dan ayah bernama Leopold yang rajin dalam mengajarinya bermain biola sejak kecil. Usia 5 tahun telah menciptakan sebuah komposisi pendek . Tidak seperti Vitus, Mozart sepertinya menikmati didikan ayahnya, Menjadi terkenal dan kaya, tetapi ada yang terjadi adalah dia terlalu cepat dewasa dan terkenal. Yang terjadi adalah dia cepat menghilang, karena sakit dan mengalami kesulitan keuangan diusia 35 tahun, Mozart pun meninggal dan dimakamkan secara sederhana. Tragis kisah sang Maestro yang diakhir hidupnya tidak mendapatkan penghargaan selayaknya.

Awalnya segalanya seperti sempurna buat Sufiah Yusuf . Ayahnya Farooq Yusuf, adalah guru matematika jenius berdarah Pakistan berkewarganegaraan Malaysia. Dengan didikan keras dan metoda teknik belajar yang dipercepat, dia berhasil membuat putrinya yang jenius, Sufiah berhasil masuk St. Hilda College, Universitas Oxford setelah berhasil lolos ujian matematika tingkat A pada usia 12 tahun ! Ini membuat Sufiah menjadi terkenal diseantero Malaysia bahkan Inggris. Apa yang terjadi kemudian adalah pemberontakan. Dia memilih tidak melanjutkan kuliah dan menikah muda. Inggris dan Malaysia pun heboh, diusia 23 tahun dia menjadi pelacur dengan bayaran 2,4 juta per jam. Mungkin salah seorang pelacur jenius yang pernah hidup.

Banyak cerita tentang anak jenius yang ketika dewasa menjadi seseorang yang bertolak belakang dengan apa yang dibayangkan orang-orang sebelumnya. Yang seharusnya berhasil dan kaya raya dengan kepintaran yang dimiliki, berakhir tragis karena depresi yang tekanan lingkungan yang tidak dapat ditanggungnya.

Mungkin karena dia harus tampil dan menjadi seperti apa yang diharapkan orang tua dan lingkungan. Tekanan untuk lebih dan lebih membuat sianak tidak menjadi dirinya sendiri, melainkan menjadi apa yang orang tua dan lingkungan inginkan. Sama seperti badut yang dipaksa terus melucu, meski saat itu hatinya sedang berduka, karena sang anak dianggap sebagai object tontonan yang harus memuaskan lingkungan dan orangtuanya.

Dalam dunia orang dewasa pun kita mengalami hal demikian. Kita sering tidak dapat atau kurang berani menjadi diri kita. Kita lebih suka menjadi apa yang lingkungan inginkan, meski itu bertentangan dengan keinginan kita. Semoga kita tidak menjadi depresi karenanya. Sayang, diusia yang Cuma 60 sampai 80 tahun, yang rasanya terlalu singkat dibandingkan usia bumi misalnya, kita disibukkan oleh tekanan social yang bisa kita hindari ?

Saturday, March 22, 2008

Arms Of A Woman by Amos Lee

Get this widget | Track details | eSnips Social DNA


I Love this song, the music so good, sweet blues ...and I'm thingking about my woman, she's so far away..... Take care hon... !!

"Arms Of A Woman"

I am at ease in the arms of a woman.
Although now,
most of my days i spend alone.
A thousand miles,
from the place i was born.
But when she wakes me,
she takes me back home.

Now, most days,
i spend like a child.
Who's afraid of ghosts in my mind.
I know, there aint nothing out there.
I'm still afraid to turn on the lights.

I am at ease in the arms of a woman.
Although now,
most of my days a i spend alone.
A thousand miles,
the place i was born.
When she wakes me,
she takes me back home.

A thousand miles,
the place i was born.
When she wakes me,
she takes me back home.

I am at ease in the arms of a woman.
Although now,
most of my days i spend alone.
A thousand miles,
from the place i was born.
When she wakes me,
she takes me..
Ya, when she wakes me,
she takes me back home.
When she wakes me,
she takes me back home.

Sunday, March 16, 2008

Agustinus Wibowo, Christopher McCandless and Into the Wild

foto asli Chris

Ada banyak hal dikepala, dan rasanya menyenangkan ketika kita menemukan rekan diskusi yang bisa merespon berbagai hal tersebut. Pagi ini kuawali diskusi yang hangat dan bernas dengan Ian mengenai kondisi pemilihan gubernur BI di negara ini yang sarat dengan intrik-intrik politik. Siang hari nya aku dan Chandra berdiskusi banyak hal mengenai urusan kantor, pandangan kami tentang menyikapi hidup dengan lebih pragmatis, serta keinginan kami memulai bisnis jasa layanan kost-kost an dan penginapan berbiaya murah, seperti hotel formula one di Indonesia. Menyenangkan sekali rasanya diskusi dengan teman yang cerdas, rasanya sebentar saja waktu berlalu, tidak terasa kami telah diskusi banyak hal sejak jam 12 an siang sampai jam 5 sore ketika tiba saatnya Chandra dan istrinya harus pergi ke gereja pukul 5.30 sore.

Kembali ke rumah, di halaman 16 Kompas hari ini yang bertajuk 'Agus: Hidup Ini adalah Perjalanan…', kembali aku dikejutkan cerita menarik tentang sosok muda, yang pengalamannya membuat ku iri dalam arti positif. Anak muda kelahiran tahun 1981 itu bernama Agustinus Wibowo telah mengunjungi Tibet - salah satu kota yang ingin sekali aku kunjungi - dalam rangkaian petualangannya akan mengililingi dunia. Menakjubkan dan membuat iri, karena Agus dengan bermodalkan US $2000, memulai perjalanannya mengelilingi dunia mengunjungi negeri-negeri yang bahkan jarang kita dengar namanya : Abkhazia,Transdniestr,Ossetia,Nagorno Karabakh,dll serta berjuang untuk hidup disetiap tempat dengan bekerja apa saja agar dapat melanjutkan perjalannya ketempat berikutnya. Mengagumkan dan sungguh menjadi inspirasi!!


Into The Wild (tontonan di malam hari)

……..Two years he walks the world,no phone, no pool no pets, no cigarettes, ultimate freedom, an extremist, an aesthetic voyager, whose home is the road. So now, after two rambling years comes the final and greatest adventure. The climatic battle to kill, a false veing within and victoriously conclude the spiritual revolution. No longer to be poisoned by civilization he flees, and walks alone upon the land to become lost in the wild (Alexander supertrump a.k.a Christopher McCandless)……
Awalnya film ini seperti film Diarios de motocicleta, dengan gambar yang indah petualang yang menakjubkan menjelajah kota demi kota, Diaros de motocicleta menjadi titik balik Che Guevera memperjuangkan rakyat, menghadapi kapitalis dan antek-anteknya di Amerika Selatan, sementara Chirstopher Mccandless menjadikan akhir perjalanannya dalam cerita yang dijadikan film "Into The Wild", sebagai puncak perjalanan hidup dia, menyatu bersama alam. Film yang disutradarai oleh Sean Penn ini menjadi sebuah perjalanan pribadi yang menakjubkan yang mampu menyentuh penontonnya (Jeffrey Lyons,NBC "reel talk").
Sekali lagi film yang bagus menjadi penyeimbang dalam hidup sehari-hari aku.Film ini diangkat dari yang benar-benar terjadi, dimana Chris dalam ceritanya seolah-olah menjadikan petualangannya, semacam perjalanan suci menuju ke kematian. Tidak banyak orang seperti Christ, seorang mahasiswa (tidak kaya) menyumbangkan tabungan untuk kuliahnya sebesar US $ 24.000 kepada organisasi sosial, dan memutuskan melakukan perjalanan menuju Alaska, untuk sesuatu alasan yang hanya dia seorang yang tahu. Chris membakar uangnya dan berjalan menuju Alaska tanpa uang dan makanan. Kita hanya berusaha menduga-duga isi pikiran dia (catatan perjalanannya dibuat oleh John Krakauer setelah melakukan investagasi mendalam) ketika memulai perjalanan tersebut.

Menyenangkan melihat Sean Penn semakin tua semakin bijak dan semakin banyak film bagus yang dia buat. Pertama kali melihatnya main dalam Carlito's Way, tidak menyangka akhirnya dia bisa seperti sekarang ini, actor yang meraih Oscar dan sutradara yang menghasilkan karya hebat. Aku suka actingnya dalam I'm Sam, dan mendapat Oscar dalam "Mystic River". Kini dia kembali menjadi sutradara dalam film yang menakjubkan dengan cerita yang diadaptasi dengan baik, lagu-lagu yang merdu serta banyak gambar yang indah. Film terbaik diawal tahun 2008 ini !!

Dalam setiap perkenalannya dengan orang-orang yang menjadi sahabatnya, Chris meninggalkan kesan yang mendalam serta mampu menjadi sahabat yang kehadirannya membawa kebahagiaan. Dia tidak mengambil keuntungan dalam persahabatannya dengan teman-temannya, seperti meniduri seorang gadis yang suka kepadanya, karena anak tersebut masih kecil (16 tahun) serta dia tidak ingin menghancurkan masa depannya. Salah satu bagian yang emosional dalam persahabatannya, ketika sahabat terakhirnya yang bernama Ron menawarkan mengangkatnya menjadi anak angkat, karena Ron hanya sebatang kara. Tetapi dia menunda memberi jawaban karena tujuannya adalah Alaska, dan dia tidak ingin ada hal lain yang membuat dia tidak fokus dengan apa yang dia cita-citakan. Buat aku, ini merupakan salah satu moment terbaik dalam film ini. Pada babak sebelumnya, ada satu percakapan Chris dengan Ron yang menurut aku sangat berkesan, Chris mengatakan kurang lebih demikian : Hubungan antara sesama manusia tidak selamanya membuat kita bahagia. Tuhan menggunakan hal-hal lain disekitar kita untuk membuat kita bahagia, Cuma kadang kita tidak menyadari hal tersebut.

Ada saat dimana kita bertanya, tentang tujuan hidup kita. Banyak orang yang tidak tahu akan bagaimana akhir hidupnya. Akan bagaimana sesudah ia mendapatkan semua yang dia mau, atau ketika ia telah menyelesaikan segala pekerjaan dan tugas dia.

Chris tahu kemana tujuannya, melakukan perjalanan ke suatu tempat yang bernama Alaska. Setiap orang pasti akan mati, tidak banyak orang yang memilih bagaimana ia akan meninggal kelak. Masih jadi pertanyaan apakah Chris kesana dalam rangka bunuh diri ? Tetapi buat aku, tidak ada yang lebih menggembirakan melakukan sesuatu yang kita impi-impikan sampai ajal menjemput kita. Buat aku Chris melakukan hal itu. Terima kasih atas ceritanya Chris !

Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Alexander_Supertramp
http://www.jayfoss.net/Into%20the%20Wild.htm

Saturday, December 29, 2007

Surat Natal

Sayang,
Besok hari Natal, malam ini kami di Nabire merayakan kebaktian malam kudus, nama acaranya kebaktian malam kudus, tetapi yang menarik tidak ada lilin yang dinyalakan pada acara kebaktian malam ini dan tidak ada lagu malam kudus yang dinyanyikan. Menarik karena setahu aku, di daerah Kalimantan dan di Pulau Jawa pada tanggal 24 Desember malam, acara kebaktian diselingi acara penyalaan lilin dan lagu malam kudus.

Aku dapat merasakan kesendirian sayang, jauh disana membayangkan your simple man tidak berada didekat mu. Perasaan sedih yang sama ketika mendengar lagu ” White Christmas”, ketika bulan Natal tiba. Lagu yang dipopulerkan Irvine Bell tersebut membuat waktu rasanya berputar kembali, dalam kesendirian Natal, ada perasaan sukacita sekaligus sedih. Sedih ketika membayangkan Natal-natal sebelumnya bersama dengan keluarga, sahabat atau pun kekasih, tetapi kala mendengar lagu tersebut keadaan yang bertolak belakang sedang terjadi, perasaan sendiri ditengah kemeriahan pesta Natal. Lagu yang akrab buat tentara yang sedang bertugas jauh dari Keluarga, Dokter yang sedang berdinas ketika malam Natal, kekasih yang terpisah jarak dan waktu ketika merayakan Natal serta banyak orang yang jauh dari rumah ketika Natal tiba.

Sayang, Natal disini konon kata kerabat sudah tidak seramai tahun-tahun sebelumnya. Meski tidak ramai, menurut aku masih lebih ramai dari Natal di Balikpapan. Disini banyak spanduk yang mengucapkan Selamat Natal, yang konyolnya di kantor aku sampai tanggal keberangkatan ku belum ada spandulkucapan Selamat Natal buat pegawai atau pun pelanggan kami. Disini orang ramai membuat pondok-pondok yang di hiasi lampu warna-warni, jalan-jalan dihiasi lampu kelap-kelip. Semarak suasananya sayang, terasa kalau disini jumlah umat Kristiani banyak. Yang aku suka suasana disini sayang, ramai orang memasang lagu Natal dengan volume yang besar dan memekkan telinga. Mereka bersaing mengeraskan loudspeaker nya, tanpa kenal waktu!! Bayangkan dari matahari terbit sampai terbit kembali suara musik tidak henti-hentinya diputar, jam 12 malam mendengar musik Natal dengan speaker TOA dan volume yang di stell poll. Stress memang awalnya karena tidak bisa istirahat, tetapi lama-lama orang akan terbiasa, karena ini tradisi setahun sekali. Kita akan beradaptasi dengan hal ini, tidak beda dengan memiliki rumah di dekat lapangan terbang atau disamping rel kereta api.

Sayang, ini Natal pertama aku sesudah tahun 1988 di Nabire. Sembilan belas tahun tidak merayakan Natal di Nabire. Rasanya kota ini semakin ramai dan semakin semrawut. Waktu rasanya cepat sekali berlalu, seolah-olah sembilan belas tahun yang lalu masih seperti kemarin. Rasanya masih kemarin menggunakan celana pendek dan ikut bermain drama dalam acara Natal Sekolah Minggu. Rasa-rasanya masa anak-anak kami baru kemarin, hari ini beberapa dari rekan tersebut sudah menggendong anak kecil.

Sayang ku, cerita tentang Natal dan bayi kecil Yesus sudah terjadi 2000 an tahun yang lalu, tetapi sampai saat ini masih dirayakan. Meski saat ini terasa kurang meriah, tapi utamanya tentu bukan acara seremoni nya kan sayang ? Yang penting Natal mengingatkan kepada kita tentang Kasih dari Surga yang diawali kisah bayi Natal dari Betlehem dua ribu tahun yang lalu. Biarlah kita tidak terjebak dalam seremoni atau pun kesedihan karena merasa sendirian dalam Natal tahun ini, karena aku yakin kita masih lebih beruntung dari saudara kita yang lain, yang tidak merayakan Natal karena sedang berduka, karena harus mengungsi, atau dalam peperangan. Natal mengingatkan kita, kita patut bersyukur atas kebaikan yang diberikan Sorga kepada kita, Natal mengingatkan kita, berbagi kasih wajib kita lakukan.

Selamat Natal Sayang, jangan sedih yah ? Ingat doa kan aku dalam Doa Natal mu !

Going Home

Perasaan pulang kali ini bercampur aduk, karena untuk pertama kalinya sejak aku meninggalkan Irian Jaya ditahun 1988, kami sekeluarga akhirnya berkumpul kembali di Nabire pada hari Natal tahun 2007 ini. Senang itu pasti, sedih karena nantulang di Nabire dalam keadaan sakit yang menurut dokter sudah tidak mampu lagi di obati dan hanya tinggal menghitung hari saja. Disamping itu, membayangkan pertanyaan seputar status aku dari orang tua dan keluarga saja sudah membuat aku tidak merasa nyaman, tapi ini mungkin perasaan ego yang dapat dikorbankan untuk sesaat, karena permintaan keluarga kalau bisa kami semua tahun ini berkumpul.

Pada bulan Desember ini, aku terlalu banyak melakukan perjalanan dengan pesawat. Tiga minggu berturut-turut aku selalu ke luar kota, dan dalam satu minggu, selalu dua kali melakukan penerbangan dari Balikpapan. Melelahkan memang, tapi pekerjaan menuntut ku untuk selalu bepergian dalam bulan Desember ini.

Tanggal 20 Desember 07 aku harus berangkat ke Makasar, kemudian melanjutkan perjalanan ke Irian, tetapi pada tanggal 18 sore mendadak aku ditugaskan ke Jakarta, padahal rencana awal rapat dilakukan di Balikpapan tanggal 18 pagi, ternyata acaranya diubah mendadak menjadi tanggal 19 pagi di Jakarta. Aku menyanggupi dengan syarat tanggal 19 malam aku sudah kembali lagi di Balikpapan karena belum melakukan persiapan untuk cuti pada tanggal 20nya, setidak-tidaknya aku perlu mempersiapkan baju dan sedikit oleh-oleh untuk aku bawa pulang.

Tahun 2007

Rasa-rasanya setahun ini waktu berjalan sangat cepat, kesibukan membuat waktu tidak terasa mengalir. Tiba-tiba saja rasanya akhir tahun telah tiba. Ada banyak kejadian yang terjadi di tahun 2007 ini. Semuanya diawali dengan pindahnya aku ke unit kerja yang baru pada bulan Januari tahun ini, kemudian pernikahan Feby pada bulan Februari, dilanjutkan snorkeling di Derawan pada bulan Maret, pertandingan paduan suara pada bulan Mei, perjalanan dinas ke Pekanbaru, pindah ke rumah baru pada bulan Agustus, soundsystem baru pada bulan September, renovasi rumah pada bulan November dan pertandingan paduan suara dan mengikuti seleksi test S-2 dari kantor pada bulan Desember. Dan semua terselenggara dengan baik. Kalau dirunut kebelakang, rasa-rasanya kegiatan tersebut tidak mungkin dapat dilakukan karena waktu yang tidak mencukupi dan membutuhkan uang yang cukup banyak. Puas rasanya jika melihat kebelakang, setidak-tidaknya menurut aku, tahun 2007 cukup berwarna karena banyak hal positive yang aku lakukan ditahun ini.

Tahun 2008

Paling awal, adalah membawa cerita sesudah liburan dengan keluarga besar, menunggu pengumuman hasil seleksi S-2 pada bulan Januari, meski untuk hal ini aku tiba-tiba merasa sangat pesimis. Kemudian bertemu dengan seseorang yang sangat istimewa pada bulan Februari. Membantu nantulang melakukan pengobatan ke rumah sakit yang lebih baik serta kalau sempat menabung untuk melakukan travelling ke kota Sabang-Merauke dan membeli notebook pribadi. Hutang pekerjaan pada rekan kerja dan memperbaiki sistem di tempat kerja adalah hutang yang harus diselesaikan sepanjang tahun 2008 ini, dan yang tak kalah penting adalah keputusan menikah paling lambat ditahun 2011 apabila memungkinkan dilakukan pada tahun 2008 ini. Tahun 2008 mungkin lebih berwarna dari tahun 2007, harapan ku Cuma dua agar senantiasa diberi kesehatan dan senantiasa bersyukur atas apa pun yang telah aku terima entah itu duka apalagi suka cita.

Thursday, December 20, 2007

Tes S-2 di Surabaya


Rasa-rasanya 2 minggu ini aku banyak menghabiskan waktu di jalan. Minggu pertama Desember, dalam satu minggu aku harus dua kali ke Jakarta. Minggu ke dua aku membatalkan perjalanan ke Pontianak ketika baru saja mendarat di Jakarta dan secepatnya mencari pesawat ke Balikpapan untuk melanjutkan perjalan ke Surabaya. Ini mungkin rekor perjalanan dinas, dua minggu dan empat kali perjalanan dinas yang berbeda dengan menggunakan pesawat.

Sebelum Berangkat
Senin siang, ketika selesai mendengar presentasi team Schulmberger yang datang dari JakartaPontianak. Selasa malam, aku harus melakukan presentasi didepan pelanggan kami. Tiket perjalanan dan pulang pada hari Rabunya sampai di Jakarta telah dibeli, aku tidak membeli tiket dari Jakarta ke Balikpapan karena belum tahu jadwal pulang dari Jakarta, apakah Rabu malam atau Kamis pagi. Aku berencana ingin mencari hadiah Natal buat keluarga di Irian di Jakarta.
dan Singapura, aku dan Pakde langsung ke Bandara untuk perjalanan dinas ke

Pesawat baru saja mendarat di Jakarta, setelah selesai mengaktifkan handphone, sms beberapa sms pun masuk. Beberapa teman mengucapkan selamat karena aku lolos seleksi S-2 tahap ke dua, sesaat bingung dan tidak percaya, untuk meyakinkan diri, aku pun menelpon teman ku, ternyata benar, nota dinas baru diterima ketika aku dalam perjalanan dari Balikpapan ke Jakarta. Masalah pun timbul, karena keesokan dan lusa aku harus melakukan test kesehatan di Balikpapan, jika tidak gugur !

Dengan terpaksa aku pun menelpon rekan Pontianak yang mengundang aku untuk presentasi, dia panik, aku disuruh mencari pengganti, kemudian menghubungi bos besar dan beliau pun panik. Aku tidak punya pilihan, presentasi aku matangkan, kemudian aku kirim dan membujuk (tepatnya setengah memaksa) Rully untuk menggantikan aku melakukan presentasi.

Perjalanan ke Surabaya
Selasa siang, setelah mengganti penerbangan yang gagal (aku sudah terbang 30 menit dengan Mandala dan harus return to airport) dengan Garuda, akhirnya tiba di Balikpapan pada jam 15.00. Sampai dirumah disambut persediaan air yang sudah habis. Rabu pagi aku melakukan test kesehatan sesudah terlebih dahulu bersitegang dengan administrator laboratorium yang merasa keberatan aku datang kesiangan (jam 9 pagi). Dalam hati aku berpikir, kenapa laboratorium ini harus komplain, sementara kami membayar ke dia untuk jasa yang kami gunakan ? Hati sempat panas, tapi aku pikir sepanjang dia mau melakukan test, aku tidak menanggapinya. Karena saat ini, aku benar-benar membutuhkan test lab ini, karena pendidikan S-2 adalah sesuatu yang aku idam-idamkan sejak lama. Siang hari aku membeli tiket untuk Kamis siang, karena Jumat pagi aku harus melakukan test tulis dan wawancara.

Kamis siang, setelah ke kantor pagi harinya aku pun ke Bandara. Seperti biasa jadwal pesawat siang sering terlambat, apalagi penerbangan Low Cost Carrier! Penerbangan yang seharusnya pukul 13.30 akhirnya diterbangkan pukul 14.40. Kaget juga ketika masuk ke dalam pesawat, ketika diumumkan jenisnya 737-300 ditambah maskapinya Adam Air, salah satu airline yang akhir-akhir ini mendapat reputasi jelek di Indonesia.

Kota Surabaya
Seperti biasa, setelah mendarat dikota lain, hal yang pertama kulakukan adalah mengecek voucher hotel di KAHA. Aku ingin cari penginapan didekat Tunjungan Plasa (TP), karena ingin mencari hotspot guna mengunduh file tutorial Telekomunikasi. Sama dengan di Jakarta, sejak awal Desember, hotel-hotel pun penuh. Pegawai pemerintah daerah banyak melakukan perjalanan dinas guna menghabiskan anggaran diakhir tahun. Tadinya aku ingin menginap di hotel Tunjungan atau Inna Simpang, karena penuh penjual voucher menawarkan aku menginap di hotel Bisanta. Karena takut hotelnya jelek, aku Cuma membeli voucher untuk 1 malam, ternyata hotelnya bagus untuk harga 285 ribu.

Pagi itu, seperti yang aku duga test tertulis ternyata susah. Meski sudah mencoba membaca, karena materi sangat banyak, kurang lebih untuk menjawab 30% soal dari total soal 60 aku menggunakan intuisi. Aku pikir tidak berbeda dengan test tahap 1 dan 2, selalu rasanya sulit untuk menyelesaikannya. Semoga yang lain pun seperti itu, sehingga kesempatan untuk lulus masih tetap terbuka.

Sesudah ujian, aku pun ke TP, menghabiskan waktu untuk mencari pakaian buat saudara sepupu dan tas buat keponakan. Tidak terasa waktu berlalu dengan cepat, sore pun datang sesudah kembali ke hotel dan mandi, aku menghabiskan malam itu dengan menonton. Capek sekali rasanya, sempat tertidur di bioskop pada awal-awal pemutaran film. Untunglah sempat terjaga, sayang rasanya tidur padahal film yang sedang diputar menurut aku sangat bagus.

Ketika duduk minum atau makan di mall, aku senang memperhatikan orang-orang. Satu hal yang aku lihat menonjol di kalangan menengah terutama yang sedang punya anak kecil, ketika mereka melakukan tamasya ke mall atau plasa, kebanyakan dari mereka membawa pengasuh anaknya atau pembantunya. Yang membuat aku termenung adalah, pengasuh atau pembantu tersebut menggunakan seragam, sehingga menurut pemikiran aku mereka menjadi komunitas yang beda kastanya. Seragam itu menegaskan kelasnya sebagai pembantu. Dari bahasa tubuh pemilik pengasuh atau pembantu dan pembantunya, menegaskan kasta mereka yang berbeda. Sering pembantu dan pengasuh tidak semeja dengan tuan dan nyonyanya. Bahkan ada pembantu dan pengasuh yang menghabiskan jatah makan anak majikannya. Aku pernah menanyakan hal ini kepada salah seorang teman yang kebetulan mempunyai pengasuh dan pembantu yang berseragam, jawabannya adalah agar keliatan apakah pengasuh atau pembantu tersebut bersih atau kotor. Dari bajunya dia tahu, bahwa pembantu itu sudah kotor dan dia tidak ingin yang merawat anaknya kotor. Ada juga yang menyatakan itu sudah aturan dari yayasan penyalur pengasuh anak dan pembantu, bahwa mereka diberi seragam kerja. Dan pada saat bekerja mereka harusnya berseragam.

Menurut aku, apa pun alasannya itu hanya sebuah pembenaran atas penunjukan status saya majikan dan dia adalah pembantu. Seragam itu menegaskan bahwa ”kamu tunduk” kepada saya, kasarnya kamu babu saya. Perlakuan orang-orang yang melayani tuan dan nyonya dengan yang melayani para pembantu itu pun terliat beda, sering dianggap sebagai warga kelas dua. Mungkin bagi sebagian kalangan, pembantu dianggap status kesuksesan, semakin banyak pembantunya, semakin kaya orang tersebut !

Meninggalkan Surabaya
Tepat pukul 15.30 Wib aku berjalan meninggalkan TP memasuki gang kecil menuju hotel Bisanta. Mendekati hotel dari jauh tampak taksi blue bird yang kelihatannya masih baru, kemudian aku menghentikannya dan minta diantar ke hotel untuk kemudian mengantar ku ke Bandara Juanda. Sebelumnya aku selalu mengambil taksi yang biasanya mangkal di depan hotel, tapi karena merasa argonya terlalu cepat bertambah, kali ini dari awal aku sudah berniat mencoba menggunakan blue bird menuju bandara. Jaraknya cukup jauh mungkin sekitar 15 an km.

Ervan nama sopir itu, dengan nomor lambung BQ311. Dikalangan sopir dia lebih dikenal dengan nama Songkel. Orang yang pintar ngobrol dan supel, sehingga dapat menjadi teman mengobrol yang mengasyikkan. Buat lelaki atau perempuan yang ingin mengetahui wisata malam di Surabaya, sebaiknya menggunakan jasa dia. Meski pekerjaannya hanya sebagai sopir, namun sama seperti dalam film berbagi suami, istrinya dua. Ceritanya sangat menggoda, sampai aku berpikir jangan-jangan ceritanya hanya dibuat-buat. Dari dia aku tahu lokasi harmoni dekat dengan hotel Mojopahit. Yang menurut Songkel adalah the best place for having fun in town. Rahasia Songkel untuk tetap kuat dan fit adalah jamu sehat lelaki dan 5 butir kuning telor ayam kampung. Aku menanggapi cerita nya denga riang, senang rasanya mengetahui dunia yang lain dari orang lain yang berpengalaman.

Setiap perjalanan selalu membawa cerita, karena itu aku suka pesiar, lebih berwarna lebih baik !