Saturday, February 14, 2015

Film Valentin 2015 ku

Kalau ditanya, apa film Valentinemu tahun ini? Aku jawab," The Secret in Their Eyes". Bukan film yang sweet sebenarnya dan bukan pula tontonan semua umur karena ada potongan adegan kekerasan yang menjadi inti film tersebut. Film yang baru saja aku tonton ini buatan tahun 2009. Tentang sejarah kelam kala rejim militer Argentina masih berkuasa, tentang memory yang makin menguat saat kita berusaha keras untuk melupakannya dan tentang kisah kasih tak sampai.

------
Ini dialog favoritku,
Pablo Sandoval: Ma'am, did a saint die this morning?
Irene Menéndez Hastings: Why?
Pablo Sandoval: Because an angel in mourning just walked through the door.
Irene Menéndez Hastings: It's just a trick we angels have to look five pounds lighter.
Benjamín Esposito: [to Pablo, after Irene walks off] You smooth fucker.

------
Dan pesan yang paling kuat seingatku, 
Ricardo Morales: Choose carefully. Memories are all we end up with. At least pick the nice ones.



Sunday, February 08, 2015

Whiplash

Sudah menonton film ini? Kalau belum, sempatkanlah. Tidak banyak cerita film yang menarik ditonton sejak menit pertama, biasanya 10-15 menit kita baru tahu film tersebut menarik atau tidak. Dan ending film ini pun rasanya seperti badan yang dilempar keatas dan tidak turun kembali, berhenti pada puncaknya.

Buat penggemar Jazz beneran mungkin komposisi musik di film ini hanya mediocre tapi buat aku yang sulit menghafal nada jazz yang rumit dan 'tidak teratur itu' musik dalam film ini ok banget. Tentu dengan plot cerita utama sesungguhnya"abuse of power", bahasa yang digunakan sebagian orang untuk mewujudkan ambisi mereka. Ditambah bumbu cerita legenda  Charlie "Yardbird" Parker.

Akting J.K. Simmon sangat baik, sampai ikut tegang menunggu kemarahan berikutnya akan seperti apa. Menunggu dia meledak lebih menegangkan ketimbang menonton film perang kebanyakan, kandidat kuat peraih Oscar. Dan akting Milles Teller sebagai pemeran utama pun keren menurutku. Dia memainkan sendiri drumnya pada saat latihan,  benar-benar sampai melepuh dan berdarah. Penampilan final solo drumnya keren banget.

Pasti kalian perhatikan bagaimana tampilan film yang close up ke alat-alat musik, seperti potongan foto yang disambung-sambung. Apabila kalian penggemar foto, anggaplah sebuah bonus yang terlalu sayang untuk dilewatkan.

Usia bisa bertambah, pekerjaan bisa berubah-ubah, baju bisa berganti, tetapi passion tetap sama. Dan saat itu menjadi obsesi tidak akan ada yang bisa menghentikan.

Sangat menghibur menurutku, dan membuatku ingin mendengar Orkestra Wynston Marsalis sesudah menonton film ini. 

Monday, February 02, 2015

LuMeYe - Eulogy seorang sahabat



Sewaktu aku SMP, selama 3 tahun dia banyak menginspirasi aku. Dia teman dekatku saat itu dan darinya aku belajar banyak hal.

Dari nya aku belajar bermain gitar. Saat yang lain belajar dengan lagu "Always Somewhere" nya Scorpion, lagi favorit kami waktu latihan Oemar Bakrie dan Bis Kota nya Franky dan Jane. Semua lagu kami mainkan dengan genre country saat itu.

Setiap sore kami latihan bola di depan rumahnya, latihan dribble dan first time saat tendangan pojok adalah yang paling kuingat dari dia. Oh ya tendangan dengan tumit sambil menjatuhkan badan ke depan sudah kami latih saat itu, jauh sebelum Rene Huigita memperlihatkan tendangan kalajengking dalam persahabatan Inggris-Mexico tahun 1995. 

Kami tahan duduk berjam-jam mendengar dia bercerita mop (stand up comedy Papua) yang sangat dikuasainya itu. Sepuluh kali mendengar dia bercerita yang sama, sepuluh kali pula aku ketawa, gayanya benar2 lucu. Dan ceritanya tidak pernah habis, selalu ada cerita yang baru.

Dia pernah berdandan seperti perempuan pada suatu malam dan menggoda laki-laki yang lewat depan rumahnya. Beberapa dari lelaki itu ada yang tergoda, tujuannya hanya utk mendapat cerita lucu dan diceritakan kembali kepada kami.

Mandi di sungai dan pantai sepanjang hari sambil bakar ikan hal yang rutin kami lakukan waktu itu. Setiap hari rasa-rasanya penuh petualangan baru. Dan pulang sekolah adalah masa yang kami sama-sama tunggu biar bisa bermain. Seingatku ada satu lagi teman yang selalu mendampingingi dia kemana saja dia pergi tetangga sebelah rumahnya, Yustinus Wengge. Saat pulang dan bertemu tahun 1992 yang lalu, dia memberi tahu Yustinus sudah meninggal.

Kapan persisnya aku lupa, entah masih SD atau awal-awal SMP, saat pikiran kami masih polos dengan sibuk dengan bermain-main, dia sudah pacaran dengan remaja bule tetangga depan rumahnya. Aku pikir hanya teman biasa, mereka pacaran baru aku tahu beberapa waktu kemudian pada saat gadis itu sudah meninggalkan kota kami. Dia memang flamboyan dan menghanyutkan sejak masih kecil.

Aku selalu mengagumi keriangan yang ditularkannya. Seingatku kalau kami jalan sama-sama di Nabire, sangat banyak orang yang dia kenal ataupun mengenal dia. Tiga tahun intens berteman dengannya, tidak pernah aku lihat dia berkelahi atau ribut sama anak lain. Kalau kalian mengerti Papua, berkelahi atau ribut mulut adalah hal yang biasa.

Pertemuan terakhir kami waktu dia transit di pelabuhan laut Semayang Balikpapan. Waktu itu dia dalam perjalanan ke Bali, untuk menemani kakaknya yang sedang persiapan melanjutkan kuliah di Australia. Kakaknya itu, menjadi wanita pertama Papua yang diangkat menjadi Menteri oleh Presiden Jokowi, Oktober lalu.

Saat bersepeda keliling Taipei kemarin sore, Lina mengirim pesan memberitahu temanku itu menyusul Yustinus, kembali ke pangkuan Bapa di Surga.

Selamat jalan Lukas Mesak Yembise, salam sama Yustinus dan buat Tuhan tersenyum dengan cerita lucumu..