Wednesday, November 16, 2011

Sibuk tidak berarti Positif


Ini menarik situasi di kantor terkadang situasinya seolah-olah kita sedang sibuk melakukan banyak hal, hari berlalu dengan cepat dan kepala terasa cenut-cenut sehabis kerja dikantor tetapi ketika ditanya apakah pekerjaan hari ini member kontribusi positif kepada kantor? Yang menyedihkan jawabannya adalah tidak !

Seorang teman mengirimkan definisi sibuk melalui email, aku membacanya dan tersenyum karena persis dengan apa yang aku rasakan akhir-akhir ini. Judulnya cukup menarik “Sibuk tidak sama dengan Aksi”. Hasil akhir positif merupakan hasil dari sebuah aksi ! Hasil akhir dapat berupa kontribusi revenue buat perusahaan, selesainya sebuah permasalahan, diimplementasinya sebuah project, dll. Rapat, berpidato, membuat presentasi, mengirim email dan merencanakan sesuatu bukan sebuah aksi, karena hal diatas tidak menghasilkan apa-apa.

Saturday, November 12, 2011

Kebaikan Kecil Sehari-hari


Kebaikan Bastian Pasaribu yang spontan ini membekas dalam ingatanku, meski sudah terjadi belasan tahun yang lalu. Bisa saja dia telah melupakannya karena ini mungkin hal kecil dalam kesehariannya, tetapi buat aku ini membekas karena hal kecil ini mengajarkan spontanitas melakukan kevaikan, dan ini merupakan cermin karakter sehari2nya yang menurut aku, patut ditiru.

Waktu itu kami sedang menyeberang jalan dari Bandung Indah Plasa menuju gedung Gramedia, didepan Plasa itu. Tidak jauh dari kami seorang penjual yang menyeberang dengan barang dagangannya tiba2 tersandung, sehingga dagangannya pun terhambur dijalan. Aku dan sebagian orang yang disitu masih tertegun menatap pedagang yang malang itu. Tidak kepikiran menolong sama sekali. Yang ada kaget dan menunggu reaksi berikutnya dari pedagang itu. Tetapi Bastian dengan langkah pelan dan pasti tanpa mengeluarkan sepatahkatapun mendekati pedagang itu dan membantu mengumpuli dagangannya yang terhambur, sesaat kemudian aku dan teman2 membantu Bastian dan Pak pedagang memunguti dagangannya. Wajah pedagangnya aku sudah tidak ingat, apa dagangannya pun aku sudah tidak ingat entah Baso entah Soto atau perkakas masak, yang terus membekas adalah kebaikan dan spontanitas Bastian menolong Bapak itu.

Tadi pagi sehabis olahraga, ketika sedang berkendaraan dengan kecepatan lambat, dari jauh dipinggir jalan mataku terpaku menatap pedagang dan istrinya sedang mendorong kereta dagangannya melewati parit kecil. Karena ukuran parit hampir sama dengan roda keretanya, mereka kesulitan mendorong kereta melewati parit itu. Beberapa kali mencoba tetapi kereta itu tidak juga menyeberang, mungkin karena tenaga si ibu kurang kuat mendorongnya. Arah kendaraanku kebetulan mendekat mereka berdua, kemudian aku menepikan kendaraan turun dan menghampiri mereka berdua. Aku lalu meminta ijin untuk membantu mereka, ternyata hanya kurang tenaga. Akhirnya kereta itu pun berhasil kami seberangi melewati parit. Si Bapak mengucapkan terima kasih, aku pun pamit, kejadiannya tidak lebih dari 3 menit.

Yang menarik, beberapa meter didepan kami, seorang pemuda sedang duduk menonton kejadian itu, aku baru sadar ternyata Pemuda itu dari tadi memang sudah disitu dan hanya memandang mereka berdua, persis aku belasan tahu yang lalu memandang Bastian menolong pedagang yang malang itu..