Wednesday, August 31, 2011

Saturday, August 06, 2011

Mentalitas Elang (Karya Eileen Rachman & Sylvina Savitri)


Seorang pegawai yg baru saja dinobatkan sebagai the best employ utk kesekian kalinya tiba-tiba dipanggil atasan dan mendapat vonis yang membuat ia shock, yaitu dibebastugaskan dari posisinya dan dimintai standby utk penugasan berikutnya. Pada saat ia berharap diganjar promosi atas prestasinya yang baik, kenyataayang terjadi malah sebaliknya. Pada saat rekan lain berprestasi mendpt jabatan baru, ia malah merosot. Siapa yg tak terpuruk menghadapi kenyataan seperti itu?

Sangat wajar kita frustasi menghadapi keadaan seperrti itu. Dalam situasi seperti ini tdk jarang kita menyalahkan kebijakan dan peraturan yang ada. Kita menyalahkan atasan, menyalahkan keadaan dan pembenaran diri lainnya. Bahkan terkadang, kita berhenti berkarya dan tiidak melakukan sesuatu. Tidak banyak dari kita yang memberi batas waktu pada masa meratapnya, melakukan kajian atas kelemahanyang dimilikinya disamping kekuatan yang ada dalam dirinya dan melakukan perbaikan atas kelemahannya tersebut. Yang sedikit ini memiliki mentalitas seperti seekor elang. Pada saat merasa bulu2nya tidak kuat lagi, elang kan berdiri tegak disebuah batu karang tempat angin kencang merontokkan bulu-bulunya. Sesudan itu, ia akan bersembunyi diantara batu-batu dan menunggu sampai bulu-bulu baru tumbuh kembali.

Badai baik karir atau ekonomi bisa dialami siapa saja, dan hal ini tidak kita sukai. Bagi elang hewan pemangsa berdarah panas yang mempunyai sayap dan tubuh diselubungi bulu pelepah, badai dianggap "kendaraan" untuk maju. Ia bisa terbang sama cepat untuk maju, sehingga akhirnya angin badai mengusung dirinya utk terbang lebih tinggi lagi. Dalam dunia kerja, bisnis atau kehidupan sehari-hari, kita tahu bahwa kemampuan untuk "terbang tinggi" memberi kita kesempatan utk melihat situasi dari atas, sehingga kita memiliki visi yang lebih jelas dan kuat.

Tentu tdk mudah mengubah paradigma, padahal seninya terletak pada pengaturan energi dan menjaga kestabilan kekuatan justru pada saat orang lain at au kompetitor kehabisan napas atau bahkan sudah tak berniat mengejar lagi. Banyak dari kita terpaku pada kelemahan diri (weakness), atau ancaman (threat) yang ada disekitar kita. Keinginan untuk maju atau melakukan langkah terobosan tidak jarang terhambat karena kita sudah dipenuhi kekhawatiran tidak bisa bersaing atau berkompetisi.

Menganalisa kelemahan memang perlu tetapi yg lebih pentinng adalah mengidentifikasi dan mengfokuskan kekuatan diri dan peluang yg bs menghasilkan energi dan daya dorong bagi diri kita. Seperti elang, sebaiknya terobsesi pada kesempatan demi kesempatan yang ada. Bila dulu kita akrab dengan istilah SWOT analysis (Strength-Weakness-Opportunity-Threat), kita juga perlu mulai berlatih untuk berpikir dengan konsep SOAR* (Strength-Opprtunity-Aspiration-Result).

Konsep yang berorientasi pada penggalian hal-hal positif dan kekuatan yang terlihat maupun tersembunyi dalam diri kita. Penggagas konsep ini berpendapat "Allow your thoughts to take you to the heights of greatness". Dengan pola pikir ini kita mengisi diri kita dengan obsesi terhadap aspirasi dan kesempatan, sehingga dengan sendirinya akan membawa kita dipenuhi optimisme untuk maju. (Dicatat ulang dari Hal 33 Kompas 6 Ags 2011, karya Eileen Rachman & Sylvina Savitri dari EXPERD)
_____________________

Artikel diatas menjadi masukan buat saya pribadi, mengingat kondisi lingkungan kerja yang sedang bertransformasi secara besar-besaran dan membuat sebagian besar rekan risau dan khawatir terkena dampaknya. Tetapi pemicu aku menulis ulang artikel ini karena teringat film “Larry Crowne” yang di bintangi Tom Hanks dan Julia Roberts. Film yang ringan dan menghibur meski tidak sedahsyat Pretty Woman atau Sleepless in Seattle, tetapu tetap enak utk ditonton karena ceritanya yang ringan, parade vespa yang unik, lagu-lagu yang bagus, riang dan akting Gugu Mbatha-Raw yang menawan. Awal cerita, seperti nasib pegawai diparagrap pertama artikel ini, alih-alih frustasi dan terpuruk, Crowne (Hanks) yang dipecat menyadari kekurangannya dan berusaha keras memperbaiki kekurangan itu. Larry Crowne, memilki mentalitas elang !
___________________

*) SOAR dpt juga berarti melayang/terbang tinggi, Konsep ini dipopulerkan oleh Stavros, Cooperrider dan Kelly.

"daripada mengutuk kegelapan, lebih baik cari teman ngobrol sambil menunggu mentari pagi terbit..."

[Ditulis diatas pesawat GA655 Bpp-Jogja, 6Agustus2011, 08:00 Wita]